| dc.description.abstract | Penyusunan buku RPKH di setiap Seksi Perencanaan Hutan (SPH) sebagian besar ma- sih dilakukan secara manual baik pada tahap pengumpulan data, pengolahan maupun pada ta- hap penyajian data dan informasi pada model-model RPKH. Dengan semakin berkembangnya perusahaan dan pesatnya kemajuan dalam bidang teknologi informasi, maka penyusunan RPKH secara manual ini sudah saatnya dipertimbangkan kembali untuk kemudian diarahkan ke penyu- sunan RPKH yang terkomputerisasi dengan memanfaatkan kemajuan dalam bidang teknologi informasi.
Terbatasnya ketersediaan perangkat lunak komputer yang ditujukan khusus untuk meng- olah data hasil risalah hutan, menghitung etat, menguji jangka waktu penebangan dan mengha- silkan keluaran yang diperlukan untuk menyusun RPKH, menyebabkan kegiatan pengolahan data menjadi rumit dan memerlukan waktu yang lama. Untuk menyederhanakan dan memper- singkat proses penyusunan RPKH perlu dirancang dan dibangun perangkat lunak komputer yang memiliki kemampuan tersebut, yang antara lain menghasilkan etat volume dan etat luas yang telah teruji.
Geladikarya ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi proses penyusunan RPKH pada Perum Perhutani yang meliputi mekanisme penyusunan, data dan informasi yang diperlukan serta pihak-pihak yang terlibat dalam proses tersebut, (2) merancang bangun sistem informasi berbasis komputer untuk memperlancar proses penyusunan RPKH di Perum Perhutani, dan (3) merancang bangun prototipe perangkat lunak komputer yang memiliki kemampuan mengolah, menyimpan dan menghasilkan keluaran untuk penyusunan RPKH.
Pendekatan yang diterapkan dalam studi ini adalah pendekatan sistem. Tahap-tahap ke- giatan yang dilakukan dalam studi ini mencakup tahap perencanaan, tahap analisis, tahap pe- rancangan, tahap implementasi dan tahap pengujian.
Sistem informasi RPKH merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, menyajikan dan mendistribusikan data dan informasi yang berkaitan dengan proses penyusunan RPKH. Sebagai sebuah sistem, sistem informasi RPKH terdiri dari sejumlah komponen penyusun sistem, yaitu peralatan, proses dan prosedur, data dan tenaga pe- ngelola. Perbedaan yang mendasar antara sistem manual dengan sistem yang terkomputerisasi adalah dalam hal perlakuan terhadap data masukan.
Hasil yang diperoleh dari studi ini adalah rancangan konfigurasi sistem, rancangan input-output, rancangan basis data dan prototipe program komputer. Basis data yang dirancang mencakup hasil risalah, anak petak, tanaman, kelas hutan, rencana tanaman, rencana peneba- ngan dan produksi hasil hutan non kayu. Secara global, program aplikasi yang perlu dikem- bangkan terdiri dari tiga sub sistem, tujuh modul dan 37 sub modul. Pembangunan program aplikasi dapat dilakukan secara "bottom up" dari sub modul, modul dan sub sistem. Hal yang penting yang perlu dipertimbangkan dalam rangka membangun sistem informasi adalah keper- luan hardware dan software, pengadaan tenaga pengelola (brainware) dan proses sosialisasi sistem di dalam perusahaan.
Implementasi sistem informasi diwujudkan dalam bentuk prototipe program komputer. Secara global prototipe program komputer yang dibangun terdiri dari lima sub sistem atau ba- gian, yaitu sub sistem konfigurasi, sub sistem data input, sub sistem informasi, sub sistem pe- laporan dan sub sistem selesai.
Dengan mempergunakan prototipe program RPKH yang telah dibuat, proses penyusu- nan RPKH menjadi lebih mudah dan sederhana karena baik data masukan utama maupun tabel- tabel pendukung, tersimpan dengan baik di dalam komputer dan dapat dikeluarkan kembali setiap saat diperlukan. Data utama, yaitu data risalah dan data anak petak, tersimpan di dalam file database RISALAH.DBF dan ANAPETAK.DBF. Untuk memudahkan proses pemasukkan data ke dalam komputer, proses pemasukan data dilakukan melalui formulir pemasukan data.
Program RPKH yang ditujukan untuk mengelola dan mengolah data risalah, akan be-
kerja dengan baik apabila data risalah tersebut berasal dari struktur hutan yang normal. Struk-
tur hutan yang normal adalah hutan yang mengandung semua kelas hutan dari mulai kelas hu-
tan miskin riap sampai kelas hutan kelompok umur I dengan luasan yang hampir sama (tidak
ada penumpukkan luas hutan pada satu atau beberapa kelas hutan).
Dari hasil sejumlah pengujian program RPKH yang telah dilakukan dengan mengguna- kan data yang berasal dari data hutan yang memiliki struktur hutan tidak normal, diketahui bahwa program RPKH tersebut tidak menemukan akhir pengujian yang baik yang menghasil- kan selisih daur seperti yang dikehendaki. Untuk mengatasi kendala tersebut, program RPKH kemudian akan melakukan langkah-langkah penyesuaian apabila menemukan keadaan "endless looping" Langkah penyesuaian yang dimaksud adalah dengan menaikkan umur tengah kelas hutan kelompok umur sebanyak satu tahun. Jika pengujian masih belum menemukan tahap akhir, maka umur tengah dinaikkan lagi satu tahun sampai dicapai tahap akhir pengujian yang sesuai dengan selisih daur.
Prototipe program RPKH juga dilengkapi dengan fasilitas untuk memperkirakan struk- tur hutan setelah selesai satu siklus (daur) perusahaan. Perkiraan ini dapat diketahui karena prototipe program RPKH menyajikan informasi tentang penyebaran kelas hutan, luas kelas hu- tan, tahun tanam, umur pohon tertua, termuda dan rata-ratanya.
Sekalipun demikian, prototipe program RPKH masih memiliki kelemahan di sana sini. Prototipe program RPKH belum mampu menghasilkan semua format model-model RPKH. Keluaran yang dihasilkan oleh prototipe baru terbatas pada beberapa model RPKH antara lain register inventarisasi hutan, daftar kelas pancawarsa dan daftar kelas dasawarsa. Selain itu kondisi perhitungan-perhitungan yang ada, sebagian besar masih berorientasi pada kondisi teo- ritis, belum banyak mempertimbangkan aspek praktis, sehingga prototipe program masih me- merlukan pengujian dengan kondisi yang sebenarnya ditemui di lapangan. | id |
