Perkiraan Laba Bank Rakyat Indonesia Unit Desa Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Cabang Bekasi
View/ Open
Date
1996Author
Pramono, Wasito
Syah, Hamdani M.
Siregar, Hermanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Bank Rakyat Indonesia Unit Desa (BRI Unit), pada awalnya didirikan berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 4. tahun 1973, dengan tugas pokok menyediakan kredit bagi petani peserta program pemerintah yaitu Bimbingan Masal (Bimas) dalam rangka Intensifikasi Penanaman Padi/Palawija, agar tercapai swasembada pangan. BRI Unit Desa merupakan unit usaha terkecil dilingkungan Bank Rakyat Indonesia. Dalam perjalanan sampai dengan tahun 1983, ternyata keragaan kredit tersebut makin lama makin memburuk, ditandai dengan tunggakan kredit yang semakin membesar, yaitu 5 pada tahun 1975 menjadi 51% pada tahun 1983. Pada kurun waktu yang hampir bersamaan minyak bumi sebagai andalan pendapatan negara harganya turun drastis sehingga hal tersebut mendorong pemerintah untuk secara bertahap mengurangi jumlah peserta program Bimas dan akhirnya menghentikan sama sekali pada tanggal 1 April 1985 (Boomgard dan Angell, 1994).
Beberapa tahun sebelum program Bimas dihentikan secara total, Menteri Keuangan mendorong Direksi BRI agar segera mengadakan pembenahan BRI Unit Desa sehingga dimasa yang akan datang unit usaha ini dapat sepenuhnya berperan sebagai lembaga perantara keuangan secara penuh dan man- diri (a self sustaining and profitable commercial finan- cial intermediary). Untuk mencapai hal tersebut, maka sejak tanggal 1 Januari 1984, BRI Unit Desa meluncurkan jenis kredit, yang memungkinkan lembaga ini dapat ber- operasi tanpa subsidi lagi dari pemerintah, dikenal dengan nama Kredit Umum Pedesaan (Kupedes). Selanjutnya, sebagai sumber pembiayaan bagi Kupedes pada bulan Nopember 1984, diperkenalkan jenis simpanan bernama Simpanan Pedesaan (Simpedes), disamping Tabanas, Deposito, dan lain-lain yang telah ada sebelumnya. Sejak pembenahan BRI Unit Desa tersebut, dari tahun ke tahun BRI Unit Desa terus menun- jukkan keragaan usaha yang semakin baik ditandai dengan perolehan laba yang meningkat secara pesat. Perolehan Laba secara nasional sampai tahun 1994, rata-rata mencapai 67 dari keseluruhan laba yang berhasil dihimpun BRI (didalamnya termasuk laba BRI Unit Desa). Bahkan untuk tingkat kantor cabang BRI Bekasi rata-rata pangsa laba BRI Unit Desa terhadap laba total yang dihasilkan kanca BRI (termasuk laba BRI Unit Desa), antara tahun 1990 sampai dengan 1995 mencapai 72.
Permasalahan utama yang ada adalah sampai saat ini kanca BRI Bekasi belum pernah membuat perkiraan laba jangka panjang (lebih dari 1 tahun) bagi seluruh BRI Unit Desa yang berada dibawah supervisi kantor cabang BRI yang bersangkutan. Perkiraan laba yang ada baru dibuat untuk jangka kurang atau maksimum 1 tahun, berdasarkan pen- dekatan deterministik terhadap data pertumbuhan (trendi penerimaan dan biaya pada tahun-tahun sebelumnya, yang kemudian hasilnya dinegosiasikan bersama para supervisor/atasan pemimpin unit usaha (Pinca, untuk Kaunit dan Pinwil untuk Pinca), dalam bentuk rencana F kerja/anggaran. Dengan membuat perkiraan laba yang lebih berjangka panjang, maka manajemen di kanca BRI maupun BRI Unit di Bekasi dapat membuat perencanaan yang lebih jauh atas setiap komponen penerimaan maupun komponen biaya pada masing-masing BRI Unit serta langkah-langkah penting yang perlu diambil untuk mengantisipasi masalah-masalah yang diperkirakan akan timbul
Tujuan geladikarya ini adalah untuk membuat perkiraan Laba jangka panjang bagi seluruh BRI Unit yang berada dibawah supervisi kantor cabang BRI Bekasi dengan dst...
Collections
- MT - Business [4046]
