| dc.description.abstract | Sebagai suatu BUMN, PT RNI yang disusun atas dasar usaha konglomerasi tidak dapat lagi menggunakan suatu bentuk strategi statis, tetapi harus dinamis yang disesuaikan dengan perubahan lingkungan baik Nasional maupun internasional. Dengan adanya GATT, AFTA dan APEC serta globalisasi dan liberalisasi perda- gangan yang merupakan gelombang perubahan peta baru perdagangan dunia, dimana perubahan ini dapat dipandang sebagai tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan.
Dalam kurun waktu 1990-1992 pendapatan usaha PT RNI memperlihatkan bahwa usaha gula merupakan tulang punggung utama disamping unit usaha lain, walaupun kontribusi usaha gula ini terus menurun. Dilain fihak semenjak tahun 1975, komoditi gula mendapat proteksi dan kebijaksanaan khusus dari Pemerintah, yang tidak sesuai dengan prinsip perdagangan bebas. Berkaitan dengan hal tersebut permasalahan yang timbul diantaranya, satu fihak perusahan diharapkan mampu memilih unit bisnis lainnya sebagai pengganti usaha gula. Dua, timbulnya beberapa masalah dan konsekuensi-konsekuensi manajemen yang harus diantisipasi dalam pemilihan keputusan portfolio unit bisnis dan pengimplementasian alternatif strategi- nya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka geladikarya ini difokuskan untuk menganalisis strategi portofolio unit bisnis yang ada pada saat ini dan prakiraan keseimbangan portofolio unit bisnis di masa mendatang dan dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi.
Dalam geladikarya ini digunakan metoda studi kasus yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang luas dan lengkap mengenai subyek yang diamati, serta dapat diketahui keadaan sebenarnya. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan adalah ancangan Unit bisnis strategi (UBS/SBU) Arthur D Little Inc. dan portfolio General Electric (GE) serta matriks tiga dimensi. Unit bisnis PT RNI yang dianalisis adalah unit bisnis gula, agribisnis (teh, karet alam dan kelapa sawit), kulit, farmasi, asuransi dan properti.
Hasil analisis yang diperoleh, pada dasarnya secara keseluruhan pengelom- pokan UBS yang dilakukan oleh fihak manajemen sudah benar. Akan tetapi ada beberapa UBS diperlukan pengkajian ulang keberadaannya. Yaitu SBU Industri Asuransi, dimana sat ini tidak dapat lagi dikatakan SBU karena pendapatan usaha ini 100% dari grup RNI (semenjak tahun 1990 sampai tahun 1993). Dalam penge- lompokan UBS industri kulit selain PT Rajawali Glove Company seharusnya divisi Ekspor PT PIE Rajawali Nusindo, yang bergerak didalam pengolahan kulit (Pabrik Tanjung Sari) dimasukkan dalam unit ini. Dimana selama ini divisi ini masuk dalam UBS indutri perdagangan.
Hasil analisis portofolio matrik tiga dimensi saat ini dapat dilihat pada Tabel E.1. Maka strategi pilihan yang dapat diterapkan seperti yang digambarkan pada Tabel E.1.
Hasil sinergi rata-rata sedang hingga rendah, hal ini berarti produk dan kegia- tan usaha memiliki ciri-ciri relatif besar, dengan tingkat konsistensi dan sinergi rendah, serta kedalaman lini produk yang dangkal.
Hasil analisis portofolio unit usaha dengan menggunakan ancangan GE dua dimensi, maka gambaran kinerja dapat dilihat pada Tabel E.2.
Keseimbangan portofolio saat ini belum optimum, maka keseimbangan portfolio ini perlu diperbaiki. Alternatif keseimbangan portofolio baru yang dita- warkan, dan dikaitkan dengan sasaran/objective perusahaan lima tahun mendatang (1994-1998), dengan catatan arah strategi perusahaan adalah pertumbuhan. Maka hasilnya dapat dilihat dalam Tabel E.2., baik strategi pilihan yang ditawarkan dan alasan mengapa memilih alternatif posisi portofolio tersebut. dst.... | id |
