Penerapan Patok-Duga Untuk Manajemen Alat Pertanian Di Perusahaan Perkebunan Nenas Pt. Great Giant Pineapple Company, Lampung Tengah, Lampung
View/ Open
Date
1995Author
Soetjipadie, Ratno
Partosoedarso, Moeljono
Ma'Arif, M. Syamsul
Metadata
Show full item recordAbstract
Patok duga atau benchmarking, merupakan konsep ma- najemen mutakhir yang berorientasi pada perbaikan praktek dan proses manajemen dengan jalan belajar dari yang lebih atau yang terbaik, sehingga dapat dilakukan lompatan katak (leapfrog). Sebagai suatu tehnik perbaikan yang relatif baru, menyebabkan tehnik ini sangat relevan untuk dikaji dan dipraktekkan, terlebih dalam iklim kompetisi yang makin meningkat.
Banyak sekali manfaat diperoleh dari penerapan konsep ini baik bagi PT. GGPC maupun bagi PT. Trakindo Utama, yang antara lain adalah informasi praktek manajemen alat pertanian yang lebih baik atau bahkan yang terbaik bagi PT. GGPC, dan suatu bentuk perhatian serta bentuk pela- yanan purna jual untuk pelanggan bagi PT. Trakindo Utama.
Beberapa syarat perlu dipenuhi sebelum melakukan benchmarking, yaitu: (1) Tingkat Kematangan kualitas dari perusahaan, (2) Kesediaan mitra, (3) Kemampuan sumber daya manusia.
Alat-alat pertanian di PT. GGPC merupakan alat-alat yang padat teknologi, oleh karenanya dipergunakan pende- katan Manajemen Teknologi (management of technology), melalui analisis empat komponennya, yaitu Technoware, Humanware, Infoware, dan Orgaware, dengan menggunakan matriks koordinat teknologi. Selanjutnya kesenjangan yang terjadi dipergunakan untuk mencari proses terbaik yang mungkin untuk diterapkan, melalui tahapan-tahapan Plan, Do, Check, dan Action. Keterbatasan waktu dan kompleksitas penerapan konsep membuat penelitian dibatasi hanya pada patok duga generik untuk produk Caterpilar.
Faktor-faktor lain yang mendukung keberhasilan adalah adanya Code of conduct dan pemahaman terhadap filosofis bahwa tidak ada dua perusahaan yang persis sama atau dengan kata lain "adapt, don't adopt".
Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa tiga komponen teknologi, yaitu humanware, infoware, dan orgaware pada FT. GGPC, posisi relatifnya berada dibawah PT. Trakindo Utama.. Analisis proses menunjukkan bahwa kesenjangan tersebut disebabkan oleh (1) Belum membudayanya penerapan job requirement (syarat jabatan), (2) Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia (MSDM) belum berfungsi secara optimal, (3) Relatif rendahnya tingkat kecanggihan sumber daya manusia dalam memahami teknologi yang digunakan Beberapa langkah dalam upaya meningkatkan tingkat kecanggihan ketiga komponen teknologi tersebut adalah:
(1) Perumusan syarat jabatan dan membudayakannya;
(2) Pengoptimalan fungsi-fungsi MSDM secara konsisten;
(3) Analisis kebutuhan pelatihan dan melaksanakannya;
(4) Melakukan kontak profesional dengan PT. TKU dalam
rangka pengembangan komponen humanware, infoware, dan orgaware;
(5) Melakukan sertifikasi operator, mekanik, foreman, dan supervisor;
(6) Pengoptimalan Proses decoding dalam proses komunika- si komponen infoware, yang meliputi informasi opera- si, informasi perbaikan, dan informasi perencanaan:
(7) Penelitian yang mendalam faktor kausal dan faktor antara dalam kaitannya dengan efektifitas organisasi Departemen Field Services, seperti falsafah, tujuan, dan gaya kepemimpinan.
Collections
- MT - Business [1042]