Show simple item record

dc.contributor.advisorSumarwan, Ujang
dc.contributor.advisorWirjokusumo, Hardjanto
dc.contributor.authorSuprihatini, Rohayati
dc.date.accessioned2024-05-23T12:52:55Z
dc.date.available2024-05-23T12:52:55Z
dc.date.issued1995
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151438
dc.description.abstractSaat ini produk dari PT Perkebunan sawit sebagian besar masih berupa bahan setengah jadi yang bernilai rendah. Dalam rangka pengembangan industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah PT Perkebunan sawit, telah ditemukan minyak goreng baru oleh Pusat Penelitian Perkebunan Medan berupa minyak goreng plus yang kaya akan vitamin A dan E sekaligus non kolesterol. Untuk mencegah terjadinya kegagalan pasar dari minyak goreng plus tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui: (1) atribut minyak goreng ideal bagi konsumen rumah tangga dan industri makanan gorengan; (2) sikap konsumen terhadap merk yang biasa dikonsumsinya; (3) minat beli dan respon konsumen terhadap atribut minyak goreng plus; dan (4) hubungan antara respon terhadap atribut dengan tingkat keinginan membeli minyak goreng plus. Pengumpulan data dilakukan di Jakarta, Bogor, dan Bandung pada bulan Februari sampai April tahun 1995. Responden terdiri dari konsumen rumah tangga dan industri makanan gorengan. Penentuan responden rumah tangga dilakukan dengan memilih dua organisasi Dharma Wanita lingkup BUMN di setiap kota. Dari setiap organisasi Dharma Wanita yang terpilih diambil responden secara acak sederhana sebanyak 30 responden, sehingga terkumpul sebanyak 180 orang. Sedangkan responden pengusaha industri makanan gorengan dipilih secara purposive berjumlah 10 orang pengusaha. Data dikumpulkan melalui suatu survey. Data diolah dengan program lotus. Untuk mengetahui sikap responden terhadap suatu merk digunakan model sikap multi atribut angka ideal. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara faktor respon atribut dengan tingkat keinginan membeli digunakan uji kebebasan dua faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak goreng yang ideal bagi segmen pasar konsumen rumah tangga golongan pendapatan menengah ke atas adalah yang memiliki atribut utama: tidak mudah tengik, bergizi tinggi, non kolesterol, rasa dan aroma hasil gorengan sedap, tidak berbusa pada saat dipakai menggoreng, kerenyahan tinggi, dan jernih. Kriteria lainnya yang cukup penting namun tidak menjadi atribut utama adalah: tidak boros, tidak mudah beku pada suhu pagi hari, warna kuning muda mendekati warna merk Filma, harga sekitar Rp 2.000 per liter, kekentalan mendekati merk Bimoli ataupun Filma, asal bahan baku sawit, dan kemasan yang praktis serta me- narik. Ukuran kemasan yang banyak dibutuhkan adalah yang berisi 1 liter dan 3 liter, namun atribut ukuran kemasan hanya merupakan atribut yang kurang penting bagi kosumen segmen ini. Penilaian konsumen segmen ini terhadap dua merk minyak goreng yang banyak dikonsumsinya yaitu Bimoli dan Filma ternyata masih kurang ideal terutama pada atribut ketengikan, kandungan gizi, kandungan kolest- erol, aroma, rasa, busa, kerenyahan, harga, keborosan, dan kebekuan. Total nilai sikap pada merk Bimoli dan Filma masing-masing adalah 52,1 dan 53,8. Sedangkan skor sikap terbaik adalah nol dan skor terburuk adalah 208. Oleh karena itu, masih terbuka peluang untuk meluncurkan produk baru yang mendekati angka ideal. Segmen pasar industri makanan gorengan ternyata bukan merupakan pasar sasaran yang cocok bagi minyak goreng plus. Tidak ada responden yang bersikap mendukung pembelian minyak goreng plus. Segmen pasar ini tidak membutuhkan minyak goreng yang bergizi tinggi dan non kolesterol. Pertimbangan harga dan tingkat keborosan jauh lebih penting dari pada kandungan gizi dan kolesterol. Pada segmen konsumen rumah tangga menengah ke atas, ternyata sebagian besar responden yaitu 67 persen bersikap mendukung terhadap pembelian minyak goreng plus. Responden yang bersikap menolak hanya berjumlah 2 persen. Dengan demikian, proses pengembangan produk baru minyak goreng plus tersebut dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu penyusunan strategi pemasaran, analisis bisnis, dan pengembangan produk fisik untuk melayani segmen ini. Pada proses pengembangan produk fisik, masih perlu ada penyempur- naan produk pada atribut warna yang banyak mendapat respon negatif dan berpengaruh secara nyata terhadap tingkat keinginan membeli. Sedapat mungkin warna merah dapat dirubah menjadi warna kuning muda mendekati warna merk Filma akan tetapi tetap memiliki kandungan vitamin A dan E yang tinggi. Dari hasil pengujian, ternyata respon terhadap harga sampai pada taraf uji 10 persen tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat keinginan membeli. Oleh karena itu, harga eceran dapat ditetapkan sama dengan harga merk Bimoli Special maupun Filma. Promosi terutama dilakukan melalui penayan- gan iklan di televisi. Atribut yang perlu dotonjolkan dalam program promosi adalah kandungan vitamin A dan E, non kolesterol, asal bahan sawit, dan kemasan. Karena keempat atribut tersebut banyak mendapat respon positif dan terbukti berpengaruh nyata terhadap tingkat keinginan membeli. Dalam hal distribusi, minyak goreng plus harus tersedia terutama di berbagai super- market.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Pemasaranid
dc.titleAnalisa Penilaian Konsumen Terhadap Beberapa Atribut Minyak Goreng : Studi Kasus Di Beberapa Unit dan Sub Unit Dharma Wanita Lingkup Badan Usaha Milik Negaraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPenilaian Konsumenid
dc.subject.keywordMinyak Gorengid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record