Analisa Alokasi Biaya Tidak Langsung Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based-Costing) Pada Cv. Mulia, Jakarta
View/ Open
Date
1997Author
Sugiharto, Johanes
Syah, Hamdani M.
Gumbira-Sa'Id, Endang
Metadata
Show full item recordAbstract
Perhitungan harga pokok yang dilakukan oleh CV. Mulia selama ini masih konvensional, yaitu dengan menggunakan koefisien tertentu dikalikan dengan Biaya Utama dari masing-masing produk yang dihasilkan. Dengan demikian dalam menentukan harga pokok, CV. Mulia hanya menggunakan satu pemacu biaya.
Penetapan harga pokok sepatu yang mengandalkan satu pemacu biaya dalam pengalokasian biaya tidak langsungnya, hanya tepat jika barang yang diproduksi hanya satu jenis. Untuk suatu perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu jenis barang, apabila digunakan hanya satu pemacu biaya saja akan mengakibatkan :
1. Terjadinya distorsi dalam mengalokasikan biaya tidak langsung kepada masing-masing produk, karena masing-masing produk tidak akan sama dalam mengkonsumsi sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya tidak langsung tersebut. Akibat selanjutnya akan terjadi kerendahan dalam mengkalkulasi (Undercost) terhadap suatu produk ataupun kelebihan dalam mengkalkulasi (Overcost) terhadap produk lainnya.
2. CV. Mulia tidak dapat mengetahui produk manakah yang memberikan kontribusi laba yang besar dan manakah yang merugikan.
Dari gambaran tersebut di atas, maka tujuan Geladikarya ini adalah menghitung Harga Pokok tiap produk yang dihasilkan CV. Mulia dengan mengalokasikan biaya tidak langsung berdasarkan aktivitas.
Perhitungan Harga Pokok dengan alokasi biaya tidak langsung berdasarkan aktivitas, akan menelusuri aktivitas aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya yang menimbulkan biaya. Hal ini adalah berdasarkan asumsi bahwa semua aktivitas penggunaan sumber daya dalam proses produksi memiliki kontribusi terhadap produk yang dihasilkan. Oleh karena itu pengalokasian biaya akan lebih realistis jika digunakan lebih dari satu pemacu biaya, karena untuk menghasilkan suatu produk dilakukan berbagai jenis aktivitas. Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data untuk memproduksi sepatu dan sandal pada CV. Mulia dijumpai adanya delapan pemacu biaya, masing masing Jam Mesin, Jam Kerja Karyawan, Jumlah Karyawan, Kilowatt Hour, unit yang dihasilkan, jam pemanasan, jam setting dan luas bangunan pabrik.
Dari hasil analisa berdasarkan aktivitas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat adanya distorsi dalam pengalokasian biaya tidak langsung, terbukti adanya kekurangan dalam mengkalkulasi biaya terhadap sepatu merk APDL sebesar 5,83 %, APDH sebesar 6,10 %, PPDL sebesar 13,86%, PPDH sebesar 12,21 %, serta GUARD sebesar 15,26 %. Disamping itu terdapat ketinggian mengkalkulasi biaya terhadap sandal merk Defonseca sebesar 19,25%.
2. Telah terjadi subsidi silang antar produk yang dihasilkan. Produk APDL dan APDH yang menguntungkan memberikan subsidi terhadap produk merk PPDL, PPDH, GUARD dan sandal, karena keempatnya menderita kerugian.
3. Dari keenam jenis produk yang dihasilkan CV. Mulia, secara berturut-turut yang memberikan kontribusi laba adalah APDL dan APDH, sedangkan sepatu merk PPDL, PPDH, GUARD dan sandalnya menderita kerugian Aplikasi alokasi biaya tidak langsung berdasarkan aktivitas seperti diuraikan di atas mampu memberikan informasi yang akurat bagi penetapan Harga Pokok Produksi. Dengan informasi yang akurat manajemen dapat menyusun strategi penetapan harga jual yang kompetitif bagi barang yang diproduksinya. Oleh karena itu harga jual sepatu merk PPDL., PPDH, GUARD dan sandal, perlu dinaikan agar menguntungkan, atau dengan upaya penghematan terhadap biaya Umum dan Administrasinya. Harga jual sepatu merk APDL dan APDH seyogianya dipertahankan karena masih menguntungkan.
Collections
- MT - Business [1571]