Show simple item record

dc.contributor.advisorMangkuprawira, Sjafri
dc.contributor.advisorSiregar, Hermanto
dc.contributor.authorSaragih, Samaria D.G.
dc.date.accessioned2024-05-23T10:20:39Z
dc.date.available2024-05-23T10:20:39Z
dc.date.issued1995
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151368
dc.description.abstractTujuan dalam geladikarya ini adalah: (1)Menganalisis program pelatihan bagi operator; (2) Me­nelaah efektivitas pelatihan yang telah diberikan selama ini; dan (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan bagi operator dan menyusun arahan jenis-jenis dan metoda pelatihan. Ruang lingkup geladikarya ini dibatasi hanya pada faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan sosialisasi dan latihan kerja untuk tingkat karyawan harian baru yang berada di Departemen Produksi. Metoda yang digunakan adalah T-NAT (Training Needs Assesment) untuk.mengukur kemampuan kerja pribadi dan kemampuan kerja jabatan setelah operator mendapatkan pelatihan. Hal ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelatihan yang telah diberikan kepada karyawan harian baru (operator). Kemudian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan digunakan analisis regresi berganda biasa dan anal is is regresi komponen utama ( Principal Component Analysis). Hasil geladikarya memperlihatkan bahwa pelatihan yang dilakukan selama ini cukup bermanfaat yaitu berada pada skala 3.5 dan 3.9 dari skala maksimal 5 bagi peserta maupun bagi perusahaan. Angka-angka tersebut menunjukkan bahw·a manfaat pelatihan cukup dapat meningkatkan hasil pekerjaan (ketelitian dan mutu kerja, jumlah output yang dihasilkan, pengetahuan dan penguasaan pekerjaan, tanggungjawab serta kerja sama) dan sikap peserta (motivasi, kejujuran, kesopanan, kepatuhan terhadap instruksi, kerapian dan kepercayaan diri) Berdasarkan grafik AKP (Attitude, Knowledge, Practice) maka kemampuan kerja pribadi peserta yang baru saja mendapatkan pelatihan sosialisasi maupun latihan kerja, terlet.ak pada bidang B dan C. Bidang B menunjukkan adanya gap antara kemampuan kerja jabatan dan kemampuan kerja-pribadi. Dalam hal ini peserta masih perlu mendapatkan pelatihan tetapi tidak mendesak. Bidang C berarti terdapat kesesuaian antara kemampuan kerja jabatan dan kemampuan kerja pribadi. Apabila beban kerja tidak berubah maka peserta yang memiliki kemampuan kerja yang berada pada bidang C tidak perlu lagi mendapatkan pelatihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas program pelatihan sosialisasi sesuai dengan urutan pengaruhnya adalah waktu pelatihan, perilaku instruktur, metoda pelatihan, evaluasi pelatihan, materi pelatihan, fasilitas pelati­han dan suasana pelatihan. Sedangkan faktor-faktor yang paling mempengaruhi efektivitas latihan kerja sesuai dengan urutan pengaruh adalah metoda pelatihan, pengalaman, pendid­ikan, tata tertib kerja, perilaku instruktur, keamanan bekerja, sikap peserta, sikap atasan, evaluasi pelatihan, kondisi kerja, fasilitas pelatihan, tanggungjawab dan ,beban kerja, usia, gaji yang diterima, fasilitas yang disediakan perusahaan, suasana pelatihan, materi pelatihan dan waktu pelatihan variabel yang mempengaruhi program pelatihan sosialisasi yang memberikan arah pengaruh yang tidak sesuai dengan yang diharapkan adalah suasana pelatihan dan metoda pelatihan. Demikian juga variabel yang mempengaruhi latihan kerja yang tidak sesuai dengan arah pengaruh yang diharapkan adalah suasana pelatihan, pendidikan, usia, tata tertib kerja, fasilitas yang disediakan perusahaan, dan keamanan kerja. Saran adalah pertama manfaat pelatihan masih dapat ditingkatkan melalui perbaikan dalam pelaksanaan pelatihan, seperti metoda pelatihan, jenis pelatihan, tata tertib erja, fasilitas pelatihan, suasana pelatihan dan keamanan bekerja. Kedua sistem seleksi karyawan harian baru untuk Departemen Produksi agar memperhatikan pengalaman, tingkat pendidikan, sikap peserta, agar diperoleh karyawan yang benar-benar sesuai dengan kualifikasi pekerjaan. Ketiga melakukan peni·laian . kemampuan kerj a pribadi peserta pelati­han, yang dilakukan pada saat mengikuti program pelatihan maupun setelah selesai pelatihan (pre dan posttest). Keempat memberikan pelatihan bagi instruktur agar mampu menghidupkan suasana pelatihan dan dapat membangkitkan semangat pesertar sehingga diperoleh manfaat pelatihan yang leb.ih baik. Kelima melakukan jenis pelatihan terstruktur yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta. Keenam penempatan karyawan di area produksi harus memperhatikan tingkat pendidikan dan hasil evaluasi pelatihan sosialisasi juga digunakan sebagai bahan pertimbangan. Ketujuh melakukan rotasi kerja bagi peserta latihan kerja sehingga pekerjaan yang mernbutuhkan kerja kelompok dapat berlangsung sebagaimana mestinyaid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Sumber Daya Manusiaid
dc.titleAnalisis Efektivitas Program Pelatihan Sosialisasi dan Latihan Kerja Bagi Karyawan Harian Baru (Operator) Di PT Cahaya Sakti Furintraco Bogororid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordT-NAT (Training Needs Assesment)id
dc.subject.keywordEfektivitas pelatihanid
dc.subject.keywordPrincipal Component Analysisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record