dc.description.abstract | Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Jenis data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara yaitu kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara. Variabel-variabel dari data primer antara lain; kebijakan, kemudahan dan kendala perusahaan dalam melakukan perencanaan dan melakukan program pelatihan, kemampuan karyawan berdasarkan uraian pekerjaan (nilai kemampuan kerja patokan dan nilai kemampuan kerja pribadi karyawan). Sedangkan data sekunder diperoleh dengan melakukan studi pustaka. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk analisis kebutuhan pelatihan, digunakan model Training Need Assesment Tool (T-NAT). Pengambilan responden dilakukan melalui sensus, dimana sebagai responden utama adalah karyawan pada tingkat manajemen menengah yaitu Kepala Sub Divisi (Kasubdiv.), Kepala Bagian (Kabag.), Kepala Laboratorium, dan Kepala Seksi (Kasi.), pada Divisi Mikoriza, Hortikultura, Agrowisata dan Jasa Pelatihan, Perdagangan dan Pembibitan. Sedangkan responden sebagai pendukung adalah bawahan dan atasan dari responden, utama.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan melihat dari kebijakan pihak manajemen sumberdaya manusia, melalui penyelenggaraan kegiatan pelatihan, maupun yang masih direncanakan, tentunya hal ini merupakan implementasi dari keinginan dan tekad perusahaan untuk melakukan pengembangan sumberdaya manusia dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap karyawan yang didayagunakan. Dalam perencanaan dan pelaksanaan program pelatihan yang bersifat teknis, pihak manajemen sumberdaya manusia memberikan wewenang sepenuhnya kepada...dst | id |