Analisis Kelayakan Pengembangan Pola Ternak Sapi Brahman Cross Di Lokasi Transmigrasi Upt Budul Kabupaten Merauke Propinsi Irian Jaya
View/ Open
Date
1997Author
Dirdjawijata, Krestata
Syah, Hamdani M
Gumbira-Said, E
Metadata
Show full item recordAbstract
Peternakan di Indonesia kini didominasi oleh peternakan rakyat yang merskala kecil, sekitar 60% ternak sapi dan kerbau terdapat di pulau Jawa. edangkan ternak ruminansia (kecil dan unggas), seperti kambing dan ayam bukan as diusahakan hampir semua keluarga dalam bentuk usaha sampingan. "engembangan usaha keluarga tersebut dapat merupakan sumber pendapatan, pabila dikelola secara tepat dan dalam bentuk skala besar.
Pengembangan pola ternak sapi Brahman Cross di lokasi transmigrasi UPT Supul Proinsi Irian Jaya merupakan pola baru yang dikembangkan oleh Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan, mengingat jumlah opulasi ternak di Indonesia semakin tahun mengalami penurunan dan juga mengantisipasi adanya impor daging sapi dari negara lain. Selain hal tersebut urplus bagi transmigran dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Untuk itu erlu dikaji dan dianalisis kelayakan pengembangan ternak sapi di daerah ansmigrasi dengan pola kemitraan antara Plasma dan Inti. Pola peternakan ini iharapkan secara bertahap mampu menjadikan beberapa daerah transmigrasi bagai sentra produksi ternak.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan pola ternak di lokasi Transmigrasi UPT Bupul Kabupaten Merauke Propinsi Irian Jaya, sejak bulan Oktober- Nopember 1997. Dengan menghitung Kelayakan Finansial baik dari petani transmigran maupun dari investor.
Adapun kegunaan penelitian ini dapat dipergunakan sebagai pedoman pola ternak di Departemen Transmigrasi dan PPH, khusunya Kawasan Timur Indonesia KTI), selain itu dapat sebagai dasar pertimbangan dalam memutuskan layak atau idaknya suatu proyek dengan pola ternak sapi Brahman Cross, sehingga menjadi cuan dan refferensi kelakan. Bagi kalangan investor dapat memberikan informasi dan gambaran bagi calon investor yang menanamkan modalnya di bidang peternakan sapi Brahman Cross di daerah tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif lokasi, Waitu pendekatan survei, mengali informasi yang berhubungan dengan pengembangan ternak sapi Brahman Cross, melalui wawancara dengan tokoh mayarakat dan tokoh agama, melakukan analisis terhadap hasil hasil penelitian wang relevan, dengan mengumpulkan data sekunder dan data primer. Selain ersebut secara Finansial juga dilakukan perhitungan Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR), Pay Back Periode (PBP) dan juga Income per kapita lari transmigran. Hasil penelitian menunjukan bahwa Analisis Finansial Transmigran menunjukan bahwa Investasi tahun 12 Dari hasil perhitungan, eluruh biaya investasi ternak sapi Brahman Cross di Bupul Kabupaten Merauke menunjukkan biaya penerimaan pada tahun pertama sebesar Rp. 13.605.000,- sedangkan biaya pengeluaran sebesar Rp.21.977.740,- sehingga transmigran mengalami defisit sebesar Rp.8.372.740, atau defisit sebesar Вр. 10.184.740,- setelah pembayaran IDC (Interest During Constructions) sebesar Rp.1.872.000,- dan penyusutan sebesar Rp.60.000,- pertahun. Selanjutnya pada tahun kedua transmigran masih mengalami defisit sebesar Rp.2.627.900,- (sudah termasuk pembayaran IDC (12%/th)), dimana ternak sapi belum menghasilkan tetapi sudah mempunyai anak sebanyak 6 ekor, karena itu perlu pemeliharaan lebih lanjut untuk dapat dikembangkan menjadi sapi muda yang siap dipasarkan Analisis tahun 3-4 Ternak sapi yang telah diberikan mempunyai keturunan sebanyak 3 ekor, yaitu 3 ekor jantan dengan bobot rata-rata 400 kg/ekor hidup dengan harga jual lokal bobot hidup Rp.4.400,-/kg. Dari hasil perhitungan maka penerimaan transmigran sebesar Rp.12.050.000,- dengan pengeluaran sebesar Rp.5.112.280, transmigran masih mempunyai surplus sebesar Rp.6.937.720 ditambah dengan biaya tenaga kerja, maka Surplus (defisit) transmigran sebesar Rp.5.125.720, Analisis tahun 5-6 Ternak sapi mempunyai keturunan sebanyak 6 ekor yang terdiri dari 3 eor jantan dan 3 ekor betina, dengan berat rata-rata jantan 4.00 kg/th dan betina 3.00 kg/th dengan harga jual rata-rata Rp.4.400,-/kg. Dari hasil perhitungan maka penerimaan transmigran sebesar Rp.12.140.000,- dengan pengeluaran sebesar Rp.3.870.820, transmigran masih mempunyai surplus sebelum bunga sebesar Rp.8.269.180, maka Surplus (defisit) transmigran adalah Rp.4.845.180,-Transmigran mulai tahun ke tiga, empat, lima dan seterusnya telah melampaui target minimal yang ditetapkan Pemerintah. Dari Analisis Finansial Perusahaan Inti Komponen kredit pengembangan (1800 ekor) Hasil perhitungan menunjukan komponen kredit yang diAnalisis melalui Analisis finansial sebanya @kor X 300 KK maka terdapat 1.800 ekor per UPT, setelah menginden sapi darı Autralia dengan Kurs Dollars sebesar 1 USD 5 Rp. 3.700,- sehingga nilai yang harus dibayar oleh inti sebanyak Rp.3.463.200.000,- adapun total sluruhnya sebanyak Rp 3.856.740.000,- Pendapatan Usaha Pengembangbiakan
Dari hasil Analisis selama 20 tahun, pendapatan untuk pengembangbiakan ternak sebanyak 1.800 ekor menjadi 457.500 ekor dengan nilai uang sebesar Rp.144.113.000,- pada tahun pertama hingga tahun ke lima belas pendapatan menjadi Rp.2.524.485.000,-selanjutnya pendapatan pada tahun ke dua puluh menunjukkan hasil sebesar Rp.2.186.850.000,-
Analisis Kelayakan Usaha Dari hasil perhitungan menunjukan Net Present Value (NPV) menunjukan hasil sebesar Rp.2.013.407.000,- yang berarti lebih besar dari nol atau bernilai positif memberikan rekomendasi layak dikerjakan. Selanjutnya jika melihat perhitungan Internal Rate of Return (IRR) maka menunjukan hasil sebesar 35.35%, yang berati lebih tinggi dari bunga bank sebesar 16 % bahkan lebih tinggi dari suku bunga kredit komersial yaitu 19% pertahun, yang berarti sangat layak hagi investor menanamkan usahanya dibidang ternak sapi Brahman Cruss khusunya di Bupul Kabupaten Merauke Propinsi Irian Jaya. Dalam upaya memprediksi dimasa mendatang maka perlu kita mengetahui sejauh mana kelayakan tersebut dapat dilaksankan jika waktu pengembaliannya lama, maka Jetelah menghitung kelayakan maka kita menghitung Jangka waktu pengembalian vang lazim disebut PBP (Pay Back Period) hal ini menunjukan hasil 5 tahun 4 bulan sehingga masih dianggap layak bagi investor jika investasi yang diberikan dalam jangka waktu yang tidak begitu lama. Bantuan Pemerintah Pada tahun pertama transmigran diberikan jaminan hidup selama 18 bulan dengan nilai sebesar Rp.2.332.000,-/tahun, ditambah beras sebanyak 50 kg per kk / bulan (5 jiwa) metara dengan Rp.60.000,-/bulan, selanjutnya Pemerintah juga memberikan paket usahatani guna menunjang kesibukan petani dan membantu kehidupan sehari-hari dengan nilai sebesar RP.1.200.000,- per KK/ tahun, berupa paket A, Paket B dan Jaket C diberikan pada tahun pertama, tahun kedua dan tahun ketiga. Dari bantuan tersebut maka setiap tahun selama 3 tahun besarnya komponen biaya yang diberikan untuk transmigran sebesar tahun pertama Rp.2.613.000,- tahun kedua Rp.4.517.000,- dan tahun ketiga Rp.3.789.000, kondisi diharapkan dapat membantu kelangsungan hidup transmigran selama transmigran belum menghasilkan ternak sapi Brahman Cross
Disimpulkan bahwa transmigran dan perusahaan inti layak menjalankan usaha pengembangan pola ternak di Bupul Kabupaten Mearuke Propinsi Irian Java, mamun mesih perlu tindakan pemerintah untuk menambah jaminan hidup dari 18 (delapan belas) bulan menjadi 24 (dua puluh empat bulan dan segera mengembangkan UPT-UPT baru pola ternak dikawasan tersebut.
Collections
- MT - Business [1040]