| dc.description.abstract | Aspek penambahan gaji atau tingkat upah bukan satu-satunya cara bagi
perusahaan untuk memotivasi dan meningkatkan produktivitas karyawan. Tetapi
gaya kepemimpinan yang efektif dan manajemen motivasi yang tepat, akan
mengantarkan perusahaan pada upaya pencapaian tujuan tersebut. PT "X" yang
merupakan sebuah perusahaaan padat karya dan bergerak di bidang industri perleng-
kapan rumah tangga (meubel sistem knock down), memiliki aset sumberdaya
manusia yang potensial untuk dikembangkan. Dengan jumlah 3.851 karyawan,
PT "X" berupaya terus meningkatkan produktivitasnya. Upaya ini ternyata tidak
mudah, sebab berdasarkan data tahun 1995, produktivitas tenaga kerja mengalami
penurunan rata-rata setiap bulannya 5,08 persen untuk karyawan harian dan
8,42 persen untuk karyawan bulanan. Identifikasi masalah menggambarkan bahwa
penurunan produktivitas karyawan antara lain disebabkan oleh belum efektifnya
gaya kepemimpinan yang diterapkan dan belum tepatnya pengelolaan sumber-sumber
motivasi karyawan pada masing-masing level. Fungsi manajer pada dasarnya terdiri
atas fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian. Fungsi
penggerakan merupakan salah satu aktifitas manajer dalam menjalankan fungsi
kepemimpinan dan motivasinya guna meningkatkan produktivitas. Sehubungan
dengan itu, permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut; "(a) bagaimana
fungsi manajer dalam mengambil keputusan dan kebijakan terhadap motivasi dan
produktivitas kerja karyawan dikaitkan dengan gaya kepemimpinannya;
(b) bagaimana bawahan termotivasi sehingga berpengaruh terhadap produktivitas
dan faktor-faktor apa saja yang menjadi sumber motivasi utama mereka dalam
bekerja, (c) bagaimana pengaruh faktor situasi berperan dalam upaya pemimpin
memotivasi dan seberapa besar kemampuan pimpinan serta bawahan beradaptasi
dengan lingkungannya, (d) apakah ada perbedaan peran masing-masing level
karyawan dalam kaitannya dengan tingkat motivasi atau prestasi yang diinginkan,"...dst | id |
