Show simple item record

dc.contributor.advisorDjohar, Setiadi
dc.contributor.advisorBaga, Lukman M.
dc.contributor.authorPermana, Sujaya
dc.date.accessioned2024-05-23T03:54:37Z
dc.date.available2024-05-23T03:54:37Z
dc.date.issued1998
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151146
dc.description.abstractKaret alam adalah salah satu komoditi perkebunan yang strategis bagi Indonesia Ditinjau dari luas areal dan poduksi, karet Indonesia didominasi oleh karet rakyat Pada tahun 1996 perkebunan karet rakyat tercatat 2.991.628 ha (84%) dengan produksi 1224 562 ton (76%), sisanya merupakan perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta. Namun demikian perkebunan karet rakyat kondisinya belum kuat dan mantap antara lain: 61% dari total areal karet merupakan tanaman tua menghasilkan, produktivitas rendah 673 kg/ha/tahun karena menggunakan bahan tanaman tidak unggul dan minimnya pemeliharaan, serta sistem tata niaga yang kurang menguntungkan bagi petani karet. Di sisi lain pengembangan usaha perkebunan termasuk perkebunan karet dalam memasuki era globalisasi menghadapi berbagai tantangan yang sekaligus merupakan peluang. Salah satu upaya untuk meningkatkan perbaikan mutu bahan olah karet rakyat dan sistem pemasaran hasil, Pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 157/Kpts/HK.050/2/1993 telah membentuk Proyek Pengembangan Unit Pengolahan Karet Rakyat (PPUPKR) yang tersebar di 6 propinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan Khusus di Wilayah UPP-PPUPKR Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan, Proyek bersama pihak terkait telah melaksanakan pembinaan petani yang menjadi peserta proyek sejak tahun 1993/1994 meliputi penyediaan fasilitas Unit Pengolahan Hasil (UPH), fasilitas kerja bagi petugas Unit Pelayanan Pengembangan (UPP) untuk mendukung kegiatan bimbingan operasional lapangan, perbaikan jalan dan jembatan yang menuju lokasi peserta Proyek, pendidikan dan pelatihan petugas, pelatihan petani, serta penumbuhan kemitraan usaha dengan prosesor/eksportir Namun upava yang telah dilaksanakan tersebut belum mencapai hasil optimal. Hal ini disebabkan organisasi petani (kelompok tani, KUD) yang ada beluns mantap Kelompok tani umumnya belum berperan sebagai kelas belajar, unit produksi, dan wadah kerjasama dalam mengembangkan usaha karet anggotanya Juga KUD yang merupakan lembaga ekonomi petani belum mampu menjembatani kepentingan para petani PPUPKR sebagai produsen bokar dengan kepentingan konsumen mitra usaha. Dari uraian tersebut, rumusan masalahnya adalah bagaimana kondisi internal organisasi petani di Wilayah UPP-PPUPKR Gunung Megang dalam mengembangkan usaha karet rakyat, faktor-faktor eksternal apa yang dapat mempengaruhi pengembangan organisasi petani yang ada, dan bagaimana merumuskan perencanaan pengembangan organisasi petani yang efektif di bidang usaha perkebunan karet rakyat khususnya di Wilayah UPP-PPUPKR Gunung Megang. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kondisi internal organisasi petani di Wilayah UPP-PPUPKR Gunung Megang dalam mengembangkan usaha karet rakyat, mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan organisasi petani yang ada, dan merumuskan perenanaan pengembangan organisasi petani yang efektif di bidang usaha perkebunan karet rakyat khususnya di Wilayah UPP-PPUPKR Gunung Megang...dst.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Strategiid
dc.titlePerencanaan Pengembangan Organisasi Petani Di Bidang Usaha Perkebunan Karet Rakyatid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordManajemen Strategiid
dc.subject.keywordKaret Alamid
dc.subject.keywordMatriks SWOTid
dc.subject.keywordPengembangan Organisasi Petaniid
dc.subject.keywordUPP-PPUPKRid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record