Show simple item record

dc.contributor.advisorGumbira-Said, E
dc.contributor.advisorSuroso, Arif Imam
dc.contributor.authorRahmiyani, Ira Mawaddah
dc.date.accessioned2024-05-22T12:29:08Z
dc.date.available2024-05-22T12:29:08Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151078
dc.description.abstractRokok termasuk salah satu komoditi yang dilematis. Di satu sisi rokok dianggap dapat mengganggu kesehatan bagi pengkonsumsinya, tetapi di sisi lain rokok termasuk salah satu penyumbang pendapatan negara yang cukup tinggi. Industri rokok merupakan salah satu industri yang memiliki peranan relatif besar terhadap penerimaan negara. Dalam krisis moneter yang dialami oleh Indonesia saat ini, peranan cukai rokok menjadi sangat berarti, apalagi konsumsi rokok tidak akan terlalu terpengaruh oleh pendapatan masyarakat yang menurun. Industri rokok terdiri dari industri rokok kretek dan industri rokok putih. Perbedaan antara kedua jenis rokok ini terletak pada penggunaan cengkeh dalam racikan rokok. Untuk kretek menggunakan cengkeh sebagai bahan baku, sedangkan rokok putih tidak. Persaingan pasar yang semakin ketat dan permasalahan yang senantiasa menimpanya, telah menjadikan perkembangan industri rokok kretek Indonesia secara kuantitas cenderung menurun. Persaingan yang semakin ketat mendorong industri rokok untuk meningkatkan kemampuan teknologinya. Situasi krisis seperti saat ini terjadi memaksa semua pihak untuk berpaling pada teknologi produksi pertanian yang tidak memerlukan biaya tinggi dan tidak boros energi. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat di era globalisasi Perusahaan Nojorono Tobacco dituntut untuk memiliki keunggulan teknologi. Strategi teknologi dapat dilakukan dengan mengelola dan mengembangkan komponen- komponen teknologi secara optimal yang terdiri dari perangkat teknologi (technoware), perangkat sumber daya manusia (humanware), perangkat informasi (inforware) dan perangkat organisasi (orgaware) untuk menghasilkan proses atau produk yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Dalam upaya untuk memasuki pasar global melalui pemanfaatan teknologi yang dimilikinya secara optimal, perusahaan perlu mengetahui sampai dimana tingkat teknologinya dan mengkaji strategi teknologi yang tepat bagi pengembangan perusahaan. Berdasarkan kondisi diatas maka masalah yang dirumuskan dalam Geladikarya ini adalah "Bagaimana strategi PT Nojorono dalam melaksanakan dan mengembangkan manajemen teknologi proses pembuatan rokok sigaret kretek mesin (SKM) untuk memperoleh keunggulan kompetitif (competitive advantage) dalam menghadapi persaingan industri rokok di pasar global, baik dari kualitas maupun kuantitas dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan?" Tujuan dar Geladikarya ini adalah: (1) Mengkaji penerapan manajemen teknologi pembuatan rokok kretek SKM (Sigaret Kretek Mesin) di PT Nojorono Tobacco. (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan manajemen teknologi pembuatan rokok kretek SKM. (3) Merumuskan beberapa alternatif pengembangan strategi teknologi dan strategi bisnis yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi perusahaan. Ruang lingkup kajian adalah pengkajian penerapan manajemen teknologi pada proses pembuatan rokok sigaret kretek mesin (SKM) dan merumuskan alternatif strategi teknologi dan strategi bisnis di perusahaan dalam upaya memperoleh keunggulan kompetitif di pasar global, sedangkan implementasinya diserahkan kepada pihak manajemen PT Nojorono. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan analisis deskriptif. Untuk analisis internal - eksternal perusahaan menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks I-E dan matriks SWOT. Analisis manajemen teknologi menggunakan STMIS (Science and Technological Management Information Systems) terhadap indikator transformasi teknologi dan kemampuan teknologi. Data diolah dengan program Minitab 11 for Windows dengan alat analisis Mann-Whitney dan Chi-Square. Pengkajian dilakukan terhadap empat komponen teknologi yaitu perangkat teknologi (Technoware), perangkat manusia (Humanware), perangkat informasi (Inforware) dan perangkat organisasi (Orgaware). Berdasarkan hasil analisis internal eksternal perusahaan dengan menggunakan matriks internal eksternal diketahui bahwa perusahaan berada pada posisi stabilitas dan pertumbuhan. Strategi tingkat corporate (grand strategy) yang disarankan adalah strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal antar lini manajemen tanpa ada perubahan laba perusahaan dan terus melakukan eskpansi untuk pertumbuhan. Untuk menerapkan grand strategy tersebut beberapa alternatif strategi fungsional yang diperoleh berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan matriks SWOT adalah: (1) Strategi SO yang terdiri dari strategi pengembangan pasar dan strategi inovasi teknologi. (2) Strategi ST melalui efisiensi dan strategi promosi (3) Strategi WO melalui strategi meningkatkan kualitas mutu produk dan strategi teknologi. (4) Strategi WT dengan strategi teknologi. Berdasarkan hasil analisis strategi pengembangan pasar menempati prioritas I dan prioritas kedua adalah strategi meningkatkan kualitas mutu produk, strategi promosi merupakan alternatif ketiga dan alternatif strategi yang berhubungan dengan teknologi menempati prioritas IV, V, VII. Dari pengkajian indikator transformasi teknologi di PT Nojorono dapat diketahui kondisi dari masing-masing komponen teknologi sebagai berikut: (1) Perangkat Teknologi (Technoware) dari pengujian perangkat teknologi untuk membuat rokok kretek filter Sigaret Kretek Mesin (SKM) dapat diketahui kondisi perangkat teknologi untuk membuat rokok kretek tergolong antara peralatan bermotor, khusus sampai dengan peralatan otomatis. Kondisi berbeda nyata dengan harapan perusahaan, yakni peralatan khusus, otomatis sampai dengan peralatan komputer. (2) Perangkat Manusia (Humanware) dari pengujian berarti perangkat manusia yang dimiliki perusahaan tergolong antara kemampuan mengeset, mereparasi sampai mereproduksi. Kondisi ini tidak berbeda nyata dengan harapan perusahaan yakni kemampuan mereparasi, memproduksi sampai mengadaptasi. (3) Perangkat Informasi (Inforware), PT Nojorono telah memiliki kemampuan menggunakan fakta, memahami fakta sampai tahap menggeneralisasi fakta. Kondisi ini telah sesuai dengan kondisi yang diharapkan perusahaan yakni memahami fakta, menggeneralisasi hingga mengkaji fakta. (4) Perangkat Organisasi (Orgaware) berdasarkan pengkajian di PT Nojorono dapat diketahui bahwa kondisi perangkat organisasi telah sampai pada tahap melindungi pola kerja hingga tahap menstabilkan pola kerja. Kondisi ini tidak berbeda nyata dengan harapan perusahaan yakni pada tahap menstabilkan pola kerja hingga memapankan pola kerja. Dari pengkajian indikator kemampuan teknologi PT Nojorono dapat diketahui bahwa posisi perusahaan sebanding dengan industri rokok kretek di Indonesia. Posisi ini tidak berbeda nyata dengan harapan perusahaan yaitu memiliki kemampuan teknologi terbaik dalam industri rokok kretek di Indonesia. Berdasarkan hasil kontingensi antara indikator transformasi teknologi dengan kemampuan teknologi dapat diketahui bahwa masing-masing variabel bersifat independent artinya kedua indikator tidak saling mempengaruhi satu sama lainnya. Beberapa hal yang disarankan untuk pengelolaan teknologi yang ada adalah melalui pemanfaatan seoptimal mungkin komponen teknologi yaitu: a. Melakukan kemitraan dengan petani sehingga memberikan jaminan pasokan bahan baku. b. Mengurangi loss (kehilangan) bahan baku, terutama pada perajangan cengkeh perlu dipikirkan perencanaan dan peralatan material handling yang cocok untuk menekan loss tersebut sehingga tingkat efisiensi menjadi lebih tinggi. c. Mengintensifkan pelatihan, baik pelatihan teknik operasional maupun manajerial, lokakarya dan seminar baik di dalam maupun di luar negeri, training dan penyegaran untuk kesiapan karyawan dalam menghadapi perubahan dimasa depan dan karyawan akan cepat tanggap pada permasalahan yang ada. d. Memberikan tempat kerja yang menyenangkan sehingga dapat dikurangi / dihindarkan pemborosan waktu dan biaya, jumlah absensi, perpindahan kerja (turnover), merosotnya kesehatan pekerja dan banyaknya kecelakaan dalam pabrik. e. Pengembangan SIM (Sistem Informasi Manajemen) dengan WAN (Wide Area Network) yang murah seperti penggunaan internet untuk memudahkan arus informasi antara kantor pusat di Kudus dan kantor pemasaran yang ada di Jakarta yang dapat menjamin akses Informasi, pengiriman informasi dan keamanan informasi. f. Pembenahan departemen elektronic data processing (EDP) yang berdiri sendiri agar data dapat diolah menjadi informasi menjadi lebih efektif dan berada pada satu departemen dan tersentralisasi sehingga dapat menunjang kegiatan perusahaan dalam pengambilan keputusan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Teknologiid
dc.titleKajian Manajemen Teknologi Pada Pembuatan Rokok Sigaret Kretek Mesin (Skm) Di Pt Nojorono Tobacco, Kudusid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordManajemen Teknologiid
dc.subject.keywordRokokid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record