Show simple item record

dc.contributor.advisorGumbira Said, E
dc.contributor.advisorSuroso, Arif Imam
dc.contributor.authorNoersyachbana
dc.date.accessioned2024-05-22T08:46:27Z
dc.date.available2024-05-22T08:46:27Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151023
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah membangun model sistem perencanaan penyediaan pangan di Indonesia dengan memasukkan faktor gizi, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan pangan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah pendekatan sistem dengan menggunakan perangkat lunak Stella Research. Data atau informasi yang digunakan dalam menyusun model ini adalah jumlah penduduk Indonesia menurut golongan umur dan jenis kelamin, angka kelahiran menurut golongan umur ibu, angka kematian bayi, produksi pangan, luas lahan, harga pangan, dan pola pangan atau konsumsi penduduk menurut golongan pengeluaran. Standar yang digunakan adalah angka kecukupan gizi rata-rata, daftar komposisi zat gizi pangan di Indonesia, dan banyaknya pangan untuk bibit, makanan ternak, industri non pangan, serta tercecer (termasuk susut). Model sistem perencanaan penyediaan pangan di Indonesia dapat menghasilkan dua alternatif perencanaan penyediaan pangan yaitu berdasarkan pola pangan harapan (PPH) dan pola pangan penduduk. Dengan menggunakan data pola pangan penduduk dan harga pangan tahun 1997, maka hasil perhitungan berdasarkan pola pangan harapan menunjukan bahwa perkiraan produksi pangan Indonesia sampai tahun 2013 masih dapat memenuhi kebutuhan pangan PPH, kecuali kelompok pangan hewani (tahun 1999 kekurangan sebanyak 14.317.443 ton dan tahun 2013 kekurangan sebanyak 19.318.350 ton), kacang-kacangan (tahun 1999 kekurangan sebanyak 73.102 ton dan tahun 2013 kekurangan sebanyak 574.386 ton), serta sayur dan buah (tahun 2005 kekurangan sebanyak 317.227 ton dan tahun 2013 kekurangan sebanyak 4.759.019 ton). Dilain pihak hasil perhitungan berdasarkan pola pangan penduduk menunjukan bahwa perkiraan produksi pangan Indonesia sampai tahun 2013 masih dapat memenuhi permintaan pangan, kecuali kelompok kacang-kacangan (tahun 1999 kekurangan sebanyak 148.423 ton dan tahun 2013 kekurangan sebanyak 606.862 ton) serta sayur dan buah (mulai kekurangan sejak tahun 2003 sebanyak 652.060 ton dan tahun 2013 kekurangan sebanyak 6.476.311 ton). Implikasi dari sistem perencanaan penyediaan pangan di Indonesia merupakan kegiatan lintas sektoral yang didukung oleh beberapa departemen (Menpangan dan Hortikultura, Deptan, Dephutbun, Deptrans dan PPH, Depkes, Depag, BKKBN, Depkop dan PPK, Depperindag, serta BMG), lembaga pemerintah non departemen (BPPT, Bakosurtanal, dan LIPI), dan perguruan tinggi. Melihat banyaknya pihak yang terkait, diperlukan satu badan khusus sebagai koordinator. dst...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Teknologiid
dc.titleModel Sistem Perencanaan Penyediaan Pangan Di Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordSistem Perencanaanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record