Show simple item record

dc.contributor.advisorMaarif, M Syamsul
dc.contributor.advisorWahyudi
dc.contributor.authorPrihardijanto, Wibowo
dc.date.accessioned2024-05-22T07:16:15Z
dc.date.available2024-05-22T07:16:15Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151002
dc.description.abstractPerubahan lingkungan bisnis global yang sangat cepat menyebabkan perusahaan-perusahaan melakukan perubahan-perubahan termasuk merubah struktur organisasinya agar tetap dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga melanggengkan bisnis mereka. Tak terkecuali PT. BRI (Persero), melakukan serangkaian kebijakan penyesuaian organisasi ke dalam terutama melakukan perubahan organisasi dalam rangka mentransformasi BRI menjadi bank terkemuka dan dipilih masyarakat. Perubahan organisasi telah dilaksanakan setahun lalu (1-1-1998) dan secara bertahap diimplementasikan keseluruh jajaran kerja PT. BRI (Persero) di Indonesia. Perubahan yang telah dilaksanakan antara lain adalah merubah strukur organisasi lama menjadi struktur organisasi baru (lihat Lampiran). Perubahan organisasi dilakukan karena struktur organisasi lama dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi bisnis perbankan dewasa ini. Organisasi lama dianggap tidak fokus, tidak efisien serta tidak berorientasi kepada kepuasan konsumen. Dianggap tidak fokus karena satu Direktur menangani beberapa urusan yang satu dengan yang lainnya tidak searah bisnisnya. Sedangkan tidak efisien karena urusan-urusan tersebut ternyata tidak mandiri sehingga selalu tergantung kepada urusan lainnya. Perubahan organisasi yang dilakukan dalam perkembangannya bukan hanya merubah struktur organisasi PT. BRI (Persero) saja tetapi juga merubah seluruh tatanan didalamnya termasuk bidang yang paling menentukan yaitu Sumber Daya Manusia. Setelah perubahan organisasi Kantor Pusat PT. BRI (Persero) berjalan satu tahun ternyata pelaksanaan perubahan organisasi masih menghadapi beberapa kendala antara lain: 1. Masih adanya karyawan staf yang berperilaku kontra produktif, yang ditunjukkan dengan masih cukup tingginya jumlah pekerjaan yang tertunda dan penyelesaian pekerjaan yang bukan prioritas utama. 2. Masih adanya sikap kurang peduli di kalangan karyawan staf terhadap perubahan organisasi yang dilakukan. Hal tersebut terlihat dari rendahnya partisipasi karyawan staf dalam setiap keputusan yang dibuat dalam proses perubahan organisasi. 3. Masih adanya karyawan staf yang belum meninggalkan sikap budaya kerja lama, sehingga produktivitasnya belum menampakkan peningkatan. Hal ini terlihat dengan masih cukup tingginya waktu yang dipergunakan untuk kegiatan non produktif. 4. Masih terlihat sikap pesimis karyawan staf tentang pelaksanaan perubahan organisasi. Sikap pesimis ini menganggap bahwa perubahan organisasi belum tentu berhasil meningkatkan kinerja PT. BRI (Persero). Berdasarkan beberapa indikasi tersebut diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana hubungan antara sikap karyawan terhadap perubahan organisasi dengan motivasi kerjanya bagaimana hubungan antara sikap dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan staf serta adakah pengaruh sikap dan motivasi terhadap produktivitas karyawan staf. Sedangkan rumusan masalah manajerialnya adalah bagaimana mengantisipasi sikap karyawan staf yang belum menerima perubahan organisasi serta bagaimana meningkatkan produktivitas kerja mereka pasca perubahan organisasi. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengungkapkan hubungan dan pengaruh perilaku khususnya sikap dan motivasi karyawan staf Kantor Pusat PT. BRI (Persero) terhadap produktivitas kerjanya. Mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhi sikap dan motivasi mereka sehingga menghambat optimalisasi produktivitas kerjanya. Penelitian ini sekaligus juga memberikan alternatif pemecahannya. Penelitian ini diharapkan berguna bagi manajemen PT. BRI (Persero) dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawannya melalui pendeteksian motivasi dan sikap karyawan tersebut terhadap perubahan organisasi yang dilakukan saat ini. Oleh karena terbatasnya kemampuan peneliti maka penelitian ini dibatasi ruang lingkupnya hanya untuk karyawan Kantor Pusat yang telah berstatus staf berpangkat Muda 1/EI sampal dengan Madya 3/F III. Metode yang digunakan adalah studi kasus untuk memperoleh gambaran secara lengkap dari subyek yang diteliti. Hipotesa dalam penelitian ini yaitu: Sikap dan motivasi mempunyai hubungan dan pengaruh dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan staf Kantor Pusat PT. BRI (Persero). Alat ukur yang dipergunakan adalah angket Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik yang diadopsi dari Suhartanto (1990); angket Sikap Terhadap Perubahan Organisasi dibuat oleh peneliti serta angket Produktivitas yang diadopsi dari Ediati dkk (1998). Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Korelasi Momen Tangkar (Product Mornent) Pearson dan Regresi dari Seri Program Statistik (SPS-2000). Jumlah responden penelitian ini adalah 210 karyawan staf PT. BRI (Persero) dari populasi karyawan staf yang berjumlah 461 orang. Komposisi responden berdasar umur adalah sebagai berikut: 17persen berumur 20-29 tahun 75 persen berumur 30-39 tahun 8 persen berumur 4049 tahun dan 2 persen berumur 5059 tahun. Komposisi responden berdasar lama kerja sebagai berikut: 29 persen telah bekerja 0- 4 tahun 45,7 persen telah bekerja 59 tahun 20,5 persen telah bekerja 10-14 tahun dan 4,8 persen telah bekerja lebih dari 15 tahun. Sedangkan komposisi responden berdasar status pernikahan adalah: 78,6 persen responden telah menikah dan 21,4 persen belum menikah. Komposisi responden berdasar pangkatnya adalah; 16 persen berpangkat Muda 1/ EI; 45 persen berpangkat Muda 2/ E II: 33 persen berpangkat Madya 1/FI; 4 persen berpangkat Madya 2/ F II dan 2 persen berpangkat Madya 3/F III. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terjadi hubungan positif cukup signifikan antara sikap terhadap perubahan organisasi dengan motivasi karyawan staf (Fay 0,103, p 0,133 atau p< 0,15). Hasil analisis itu menunjukkan bahwa semakin positif sikap karyawan staf terhadap perubahan organisasi yang dilakukan, maka akan meningkatkan motivasi kerja karyawan staf tersebut. Sedangkan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja juga mememiliki hubungan yang positif signifikan (r parsial 0,150, p=0,029 atau p < 0,05). Artinya semakin tinggi motivasi yang dimiliki karyawan staf maka akan semakin tinggi pula produktivitas kerjanya. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tercapainya produktivitas karyawan staf yang tinggi pada kenyataannya turut dipengaruhi oleh variabel motivasi dan sikap karyawan staf terhadap perubahan organisasi (R = 0,369, p=0,000 atau p < 0,001). Lebih lanjut analisis regresi ini memperlihatkan bahwa pembentukan produktivitas kerja karyawan staf Kantor Pusat ternyata bukan hanya ditentukan oleh sikap dan motivasi semata, tetapi ada variabel penentu lainnya yang turut mempengaruhinya. Pengaruh ke dua variabel tersebut hanya sebesar 13,6 persen, sehingga dengan demikian pengaruh variabel yang lain adalah 86,4 persen. Tetapi meskipun kontribusinya hanya 13,6 persen keberadaan ke dua variabel tersebut tetap tidak boleh diabaikan karena ke duanya mempunyai korelasi positif yang sangat signifikan. Salah satu tujuan dilakukannya perubahan organisasi saat ini adalah menjadikan BRI sebagai bank unggulan di Indonesia. Tujuan tersebut dapat tercapai jika BRI memiliki SDM yang produktivitasnya tinggi. Sedangkan agar produktivitas karyawan tinggi maka karyawan harus memiliki sikap dan motivasi yang tinggi pula. Analisis tabulasi jawaban reponden ternyata menunjukkan bahwa sikap responden terhadap organisasi yang baru ini belum seragam. Hasil tabulasi tersebut adalah responden yang sepakat dengan organisasi baru ini adalah 28,6 persen: sudah sepakat dengan organisasi baru tetapi dengan catatan 11,9 persen; 35,7 persen belum sepakat dengan organisasi baru belum bisa menilai organisasi baru 10,5 persen tidak tahu menahu tentang organisasi baru 4,3 persen dan yang tidak menjawab 9 persen. Dengan demikian jika dihubungkan dengan hasil analisis korelasi diatas maka sikap yang belum seragam ini akan mempengaruhi perilaku karyawan staf dan motivasi kerjanya, yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas kerja karyawan staf Kantor Pusat PT. BRI (Persero). Penelitian mengungkapkan bahwa produktivitas karyawan menurut responden ternyata belum merata. Hanya 17 persen responden menyatakan bahwa produktivitas bagiannya sudah tinggi 30,5 persen menyatakan cukup tinggi 24,8 persen menyatakan rata-rata (sedang) 21 persen tidak seragam dan 21 persen tidak bisa menilai. Dari tabulasi angket motivasi yang dilakukan ternyata penyebab ketidaksergaman tersebut disebabkan manajemen belum mampu memenuhi aspek- aspek motivasi intrinsik dan ekstrinsik mereka. Sesuai hasil penelitian ini aspek-aspek motivasi ektrinsik adalah kebijaksanaan dan administrasi perusahaan pengawasan; hubungan interpersonal; kondisi kerja gaji. Sedangkan aspek-aspek motivasi intrinsik adalah prestasi pengakuan pekerjaan itu sendiri tanggung jawab kerja dan kemajuan. Sehubungan dengan data dan pembahasan yang dilakukan maka untuk merubah sikap, motivasi dan meningkatkan produktivitas karyawan staf Kantor Pusat PT. BRI (Persero) pasca perubahan organisasi disarankan dilakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1. Agar diperoleh motivasi tinggi karyawan staf maka sikap dan persepsi mereka terhadap organisasi harus diubah agar seragam. Perubahan sikap tersebut pasti akan terjadi jika manajemen secara sungguh-sungguh memberikan stimulus positif terus-menerus terhadap mereka. Stimulus positif tersebut dapat dilakukan antara lain dengan ajakan/penyuluhan simpatik untuk memikirkan kelanjutan proses perubahan organisasi melalui gerakan turun ke bawah Dewan Direksi bersama Tim Manajemen Transformasi ke Bagian-Bagian di Kantor Pusat: sosialisasi konsep perubahan organisasi dengan media yang lebih tepat dan efektif pendekatan kebawah secara intensif dari semua Kepala Bagian kepada stafnya sehingga pendapat mereka dapat terakomodasi keatas; dan pembekalan akan pendidikan dan pelatihan yang tepat bagi karyawan staf. Tingginya produktivitas karyawan ternyata salah satunya ditentukan oleh motivasi 2. cipta milik IFB University kerjanya. Oleh sebab itu motivasi yang dimiliki karyawan staf harus terus ditingkatkan. Peningkatan tersebut salah satunya dapat dicapai melalui pembenahan dan penyempurnaan kebijakan ke SDM-an yang ada, seperti yang. tengah dilakukan manajemen saat ini. Untuk lebih berhasilnya upaya penyempurnaan tersebut maka disarankan ruang lingkup materinya harus lebih diprioritaskan pada bidang yang dipercayai dalam jangka pendek dan panjang dapat meningkatkan semangat kerja karyawan staf. Bidang tersebut meliputi bidang motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsiknya, penilaian karya, job analisis, jenjang karier pegawai, mutasi, kompensasi, pelatihan dan pengembangan karyawan yang tepat. 3. Perubahan merupakan proses sistemik, sistematis dan alami dari suatu organisasi, demikian pula yang terjadi saat ini di PT.BRI (Persero). Sehingga proses tersebut pasti memerlukan waktu dan biaya yang besar. Agar segala usaha yang telah dilakukan saat ini tidak sia-sia maka komitmen Dewan Komisaris dan Dewan Direksi harus terus dijaga. Komitmen manajemen puncak tersebut harus ditularkan pada jajaran di bawahnya yaitu jajaran manajemen madya, muda bahkan sampai dengan tingkat BRI yang terkecil sekalipun. Oleh sebab itu setiap unsur tersebut menyadari dan memahami benar-benar arah dan tujuan perubahan organisasi yang dilakukan. Posisi mereka saat ini adalah sebagai agent of change sehingga apapun tindakan dan perbuatan mereka harus mencerminkan semangat perubahan tersebut dan layak dicontoh. Dengan demikin karyawan mempunyai kesan positif terhadap para pimpinan dan organisasi mereka.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Sumber Daya Manusiaid
dc.titleAnalisis Sikap Terhadap Perubahan Organisasi dan Motivasi Kerja Karyawan Staf Kantor Pusat Pt.Bri (Persero) Pasca Perubahan Organisasiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordMotivasi Kerjaid
dc.subject.keywordPerubahan Organisasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record