Show simple item record

dc.contributor.authorNusawanti, Tri Ariessiana
dc.date.accessioned2010-05-07T07:07:16Z
dc.date.available2010-05-07T07:07:16Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15038
dc.description.abstractUsaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu motor penggerak perekonomian Indonesia karena telah terbukti mampu bertahan pada masa krisis ekonomi dan menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang banyak diusahakan UKM, dimana pada 2007 menempati urutan ketiga dengan persentasi sebesar 6,49 persen. Industri makanan jadi merupakan bagian dari sektor industri pengolahan yang mempunyai peranan penting dalam pemenuhan dan penganekaragaman pangan. Roti merupakan salah satu alternatif makanan jadi yang cukup diminati masyarakat karena tersedia dalam aneka pilihan rasa, praktis penyajiannya, dan dapat dinikmati mulai anak-anak sampai orang tua. Oleh karena itu, konsumsi terhadap roti juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kondisi ini dapat menjadi peluang pasar yang potensial bagi industri roti yang ingin mengembangkan usahanya. Kabupaten Kendal juga tidak terlepas dari perkembangan usaha pembuatan roti, dimana jumlah produsen roti di Kabupaten Kendal semakin meningkat setiap tahunnya. Bertambahnya jumlah produsen roti akan berimplikasi terhadap tingkat persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan roti. Bagas Bakery merupakan salah satu produsen roti di Kabupaten Kendal. Tingginya persaingan ini menjadi salah satu faktor bagi Bagas Bakery untuk melakukan pengembangan usaha. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi Bagas Bakery, (2) menganalisis faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi Bagas Bakery, serta (3) mengkaji kesesuaian antara alternatif strategi yang diberikan dengan strategi yang telah dijalan oleh Bagas Bakery. Penelitian ini dilaksanakan pada Bagas Bakery yang terletak di Desa Kutoharjo RT 01/RW 01, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Januari sampai Mei 2008. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dimana pemilihan responden dipilih secara sengaja. Respoden yang digunakan penelitian ini berjumlah lima orang, yaitu tiga respoden dari pihak internal dan dua responden dari pihak eksternal. Pihak internal meliputi pemilik Bagas Bakery sekaligus merangkap bagian pemasaran, pengelola keuangan, dan pengawas produksi. Sedangkan pihak eksternal meliputi Kepala Seksi Pengawasan Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kendal serta Kepala bidang UMKM Dinas KUKM Kabupaten Kendal. Adanya keterlibatan pihak eksternal dalam penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif, dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP (QSPM). Matriks IFE dan EFE menunjukkan total bobot skor rata-rata sebesar 2,752 dan 2,959. Hasil analisis matriks IE menggambarkan posisi Bagas Bakery berada pada posisi V, yaitu tahap hold and maintain. Kemudian dari matriks SWOT diperoleh delapan alternatif strategi dan dari hasil matriks QSP (QSPM) diperoleh prioritas strategi bagi Bagas Bakery secara berturut-turut, yaitu (1) meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (STAS=6,317); (2) meningkatkan mutu produk dan pelayanan (STAS=6,175); (3) melakukan pengaturan dalam pengalokasian keuangan perusahaan (STAS=6,136); (4) memanfaatkan skim kredit yang ditawarkan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga mampu mengatasi kelebihan permintaan terhadap produk Bagas Bakery saat ini (STAS=6,084); (5) mengembangkan produk baru pada pasar konsumen yang sudah ada (STAS=6,026); (6) memperbaiki label kemasan produk (STAS=5,819); (7) mengoptimalkan saluran distribusi yang ada dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen (STAS=5,618); serta (8) membuka outlet khusus untuk direct selling (STAS=5,548). Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan, terdapat kesesuaian antara alternatif strategi yang diberikan dengan strategi yang telah dijalankan oleh Bagas Bakery. Adapun strategi yang telah dijalankan oleh perusahaan, antara lain melakukan diversifikasi produk, menggunakan perantara dalam pendistribusian produk, serta melayani/menerima pesanan untuk acara-acara tertentu. Kesesuaian ini dapat dilihat dari alternatif strategi yang diberikan kepada Bagas Bakery masih berkaitan dengan strategi yang sudah dijalankan oleh perusahaan, misalnya mengembangkan produk baru pada pasar konsumen yang sudah ada yang masih berkaitan dengan strategi diversifikasi produk, mengoptimalkan saluran distribusi yang ada dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen yang masih berkaitan dengan strategi penggunaan perantara dalam pendistribusian produk, serta meningkatkan mutu produk dan pelayanan yang masih berkaitan dengan strategi menjaga mutu produk. Selain ketiga alternatif strategi tersebut, masih terdapat lima alternatif strategi baru dimana pihak Bagas Bakery belum menerapkannya saat ini. Meskipun tidak berkaitan dengan strategi yang sudah ada sebelumnya, namun secara umum alternatif srtategi tersebut diharapkan mampu melengkapi dan mengatasi permasalahan Bagas Bakery saat ini. Hal ini karena penyusunan strategi didasarkan atas kondisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi Bagas Bakery.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis Strategi Pengembangan Usaha Roti pada Bagas Bakery, Kabupaten Kendalid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record