Show simple item record

dc.contributor.advisorFausia, Lusi
dc.contributor.advisorSuharno
dc.contributor.authorPuspitasari, Popy
dc.date.accessioned2024-05-17T01:28:30Z
dc.date.available2024-05-17T01:28:30Z
dc.date.issued1994
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150230
dc.description.abstractTantangan baru pada PJPT II adalah selain tetap mempertahankan kecukupan karbohidrat adalah meningkatkan protein sebagai sumber peningka- tan kualitas sumberdaya manusia. Ikan sebagai salah satu komoditi pangan keter- sediaannya cukup melimpah di berbagai wilayah perairan kita. Konsumsi ikan di Indonesia pada Tahun 1991 sebesar 15,91 kg/kap/tahun, yang berarti masih dibawah kebutuhan protein ikan yang telah ditetapkan. Rendahnya tingkat konsumsi ikan di Indonesia disebabkan oleh banyaknya barang subtitusi, pendapatan/kapita yang masih rendah dan ketersedian ikan secara lokal yang tidak merata. Daerah pantai sebagai daerah produksi ketersediaan dan kemudahan dalam mengkonsumsi ikan lebih baik jika dibandingkan dengan daerah pegunung- an. Namun dalam hal ini perlu adanya suatu peninjauan apakah dengan keadaan tersebut faktor-faktor seperti pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga dari kedua daerah tersebut dijadikan sebagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengkonsumsi ikan segar. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengukur dan membandingkan tingkat konsumsi ikan segar nelayan di daerah pantai dan keluarga petani di daerah pegunungan menurut golongan pendapatan dan jumlah tanggungan ke- luarga; (2) untuk mengetahui berapa besar pengaruh pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga terhadap konsumsi ikan segar; (3) untuk mengetahui tingkat konsumsi ikan segar jika dibandingkan dengan bahan pangan lainnya yaitu daging, telur dan ikan olahan, serta untuk mengetahui jenis ikan segar yang dikonsumsi terbanyak diantara jenis ikan yang tersedia. milis cipta Penelitian dilakukan di Desa Blanakan Kecamatan Blanakan dan Desa Sindanglaya Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, selama tiga bulan, mulai Bulan Juni sampai Agustus 1993. Picniversity Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif (tabulasi) dan analisa regresi dengan variabel dummy. Hasil analisa regresi menunjukkan terdapat pengaruh yang nyata dari variabel pendapatan terhadap konsumsi ikan segar dikedua daerah tersebut. Nilai elastisitas pendapatan pada keluarga nelayan di daerah pantai 0,2 sedangkan pada keluarga petani di daerah pegunungan 0,3. Variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh nyata terhadap konsumsi ikan segar pada keluarga nelayan, tetapi pada keluarga petani tidak nyata. Nilai elastisitas tanggungan keluarga pada keluarga nelayan 1 sedangkan pada keluarga petani 0,6. Terdapat perbedaan peningkatan konsumsi ikan segar keluarga antara keluarga nelayan dan keluarga petani yang disebabkan meningkatnya pendapatan (cateris paribus). Peningkatan konsumsi ikan segar pada keluarga nelayan lebih sedikit dibandingkan dengan keluarga petani. Hal ini disebabkan peningkatan pendapatan pada keluarga nelayan akan menyebabkan mereka mengkonsumsi bahan pangan lainnya. Nilai elastisitas pendapatan menunjukkan bahwa kepe- kaan perubahan pendapatan terhadap konsumsi ikan segar lebih peka di daerah pegunungan….dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis tingkat konsumsi ikan segar di daerah pantai dan daerah pegunungan Kabupaten Subang Jawa Barat : Studi kasus Desa Blanakan Kecamatan Blanakan dan Desa Sindanglaya Kecamatan Tanjungsiangid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record