Dasar-dasar teknis perencanaan sistim drainase perkebunan kelapa daerah pasang surut di Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas Propinsi Kalimantan Barat
View/ Open
Date
1981Author
Sastrawan, Anak agung Gede Alit
Dhalhar, Moh. Azron
Sujartaatmadja, Sukandi
Metadata
Show full item recordAbstract
Masalah utama yang dihadapi lahan pasang surut, khususnya untuk usaha perkebunan, adalah keadaan jenuh air atau muka air tanah dangkal. Masalah lain dari segi tata air adalah pendangkalan saluran pada tempat-tempat pertemuan arus pasang dan arus surut.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan rancangan dan tata letak sistim drainase untuk perkebunan kelapa di daerah pasang surut. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas Propinsi Kalimantan Barat.
Konduktifitas hidrolik tanah diukur dengan metoda pizometer. Infiltrometer silinder ganda dipakai untuk mengetahui laju infiltrasi pada berbagai selang waktu. Besarnya limpasan maksimum dianalisa dengan metoda "Log- Pearson Type III" untuk masa ulang 10 tahun.
Dari hasil pengukuran diperoleh konduktifitas hidrolik tanah sebesar 1.59 m/hari. Laju infiltrasi pada awal pengukuran adalah 4.2 m/hari, kemudian menurun, dan akhir- nya mempunyai nilai yang kira-kira tetap yaitu sebesar 0.72 m/hari.
Tinggi muka air tanah maksimum dari muka air dalam saluran adalah 15 cm, dan koefisien drainase untuk aliran bawah permukaan adalah 0.013 m/hari. Dengan persamaan elip yang disempurnakan (untuk daerah tanpa lapisan ke- dap) diperoleh jarak antar saluran lateral sama dengan 13 m.
Dalam rancangan saluran pengumpul besarnya limpasan maksimum yang harus dialirkan adalah 0.07 m³/hari untuk setiap hektar areal pertanaman. Untuk memperoleh sistim drainase yang efektif letak saluran pengumpul diusahakan searah dengan kemiringan umum lahan, sedang letak saluran lateral akan mengikuti garis tinggi (tegak lurus saluran pengumpul).