Show simple item record

dc.contributor.advisorSukaatmadja, Sukandi
dc.contributor.authorKarlina, Siti
dc.date.accessioned2024-05-15T01:11:15Z
dc.date.available2024-05-15T01:11:15Z
dc.date.issued1987
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149714
dc.description.abstractTujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh kemiringan lereng dan dosis pemberian blotong terhadap erosi dan aliran permukaan pada tanah Latosol serta mengamati sifat tanah yaitu kemantapan agregat, kandungan bahan organik, kapasitas tukar kation, dan tekstur. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Perlakuan dalam penelitian terdiri dua taraf kemiringan lereng dan empat taraf dosis pemberian blotong. Metode pengukuran erosi dan aliran permukaan dengan menggunakan alat curah hujan buatan ("rainfall simulator"), untuk analisa tanah dilakukan di laboratorium. Pengukuran untuk setiap perlakuan sebanyak dua kali ulangan, tiap ulangan diukur selama satu jam dengan intensitas 14.5 cm/jam. Ukuran petak percobaan adalah 115 x 115 cm. Pengukuran ini dilakukan dua kali dengan waktu berbeda (satu bulan) untuk mengetahui pengaruh blotong terhadap sifat tanah. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kemiringan lereng dan dosis pemberian blotong tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap erosi dan aliran permukaan. Besarnya aliran permukaan pada lereng 8% adalah 105.227 liter per 1.3225 m² pada tahap I dan 28.006 liter/1.3225 m² pada 2 tahap II, sedang pada kemiringan 12% adalah 117.235 liter per 1.3225 m² pada tahap I dan 28.141 liter/1.3225 m² pada tahap II. Besarnya rata-rata erosi tanah pada lereng 8% 64.48gr/1.3225 m² m² pada tahap I dan 103.16 gr/1.3225 m² pada 2 tahap II, sedang pada lereng 12% adalah 86.70 gr/1.3225 m² pada tahap I dan 117.35 gr/1.3225 m² pada tahap II. 2 Pada dosis blotong 30 ton/ha rata-rata aliran permukaan 2 terkecil yaitu 98.525 liter/1.3225 m dan pada dosis 40 serta 50 ton/ha aliran permukaan meningkat, hal ini terjadi pada tahap I. Pada tahap II rata-rata aliran permukaan terkecil terjadi pada dosis 40 ton/ha. Rata-rata erosi pada tahap I terkecil terjadi pada dosis blotong 40 ton/ha yaitu sebesar 68.07 gr/1.3225 m² sedang pada tahap II terjadi pada dosis blotong 30 ton/ha yaitu sebesar 65.15 gr/1.3225 m². Dari hasil analisa tanah diperoleh bahwa kandungan bahan organik termasuk kategori rendah yaitu dibawah 2%, kemantapan agregat termasuk agak satbil yaitu berkisar antara 54.69 sampai 74.49.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPengaruh Kemiringan Lereng dan Pemberian Blontong Terhadap Erosi dan Aliran Permukaan Pada Tanah Latosolid
dc.titlePengaruh Kemiringan Lereng dan Pemberian Blontong Terhadap Erosi dan Aliran Permukaan Pada Tanah Latosolid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record