Rancangan saluran tersier di petak tersier KR 5A Ki, daerah pengairan 81 dung bendo, wilayah pengairan ngawi, Kabupaten DT II Ngawi, Propinsi DT I Jawa Timur
Abstract
Masalah pengadaan pangan, terutama beras memerlukan penanganan yang sungguh-sungguh. Menurut Kongres Agronomi (1977), untuk mencapai swasembada pangan diperlukan laju peningkatan produksi beras rata-rata sekitar lima persen setahun. Dari jumlah itu dua persen diantaranya dapat dicapai melalui program intensifikasi pertanian, dimana aspek pembangunan dan perbaikan sarana irigasi tercakup didalamnya. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi beras adalah dengan merehabilitasi jaringan irigasi di Petak Tersier KR 5A Ki, Daerah Pengairan 81 Dung Bendo, Wilayah Pengairan Ngawi, Kabupaten DT II Ngawi, Propinsi DI I Jawa Timur.
Skripsi ini bertujuan mengemukakan salah satu cara penentuan kapasitas dan dimensi saluran dalam jaringan tersier sesuai dengan kebutuhan air untuk pola pertanaman yang ada.
Kebutuhan air di petak sawah merupakan penjumlahan nilai evapotranspirasi (ET), perkolasi (P), penggenangan (S), dan kehilangan air di saluran. Evapotranspirasi (ET) diduga dengan metoda Penman. Nilai koefisien tanaman
untuk menghitung evapotranspirasi berdasarkan interpolasi dari nilai hasil penelitian Hargreaves.