analisis hubungan efisiensi lapang dan sinkage pada kegiatan pengolahan tanah di pt. laju perdana indah, sumatera selatan
Abstract
Pengolahan tanah lahan kering yang dilakukan secara mekanis menggunakan alat-alat dan
mesin pertanian (traktor) akan menghasilkan kondisi fisik hasil pengolahan tanah tertentu, luas lahan
terolah dalam waktu tertentu, dan konsumsi bahan bakar tertentu. Pengolahan tanah dikatakan efektif
apabila terbentuk kondisi fisik tanah optimum sehingga pertumbuhan dan produksi hasil yang
maksimum. Tindakan pengolahan tanah dikatakan efisien apabila kapasitas lapang efektifnya seperti
yang diharapkan sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan pengolahan tanah dapat berlangsung
singkat dan biaya operasional minimum.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan efisiensi lapang dan sinkage pada
kegiatan pengolahan tanah. Peralatan yang digunakan terdiri atas penetrometer, plat sinkage ukuran
2.5 x 10 cm2
, plat sinkage ukuran 5.0 x 10 cm2
, stopwatch, dan pita ukur.
Penelitian ini dilakukan di PT Laju Perdana Indah, Sumatera Selatan yang memiliki tekstur
lempung liat berpasir. Metode pengolahan tanah yang terapkan pada penelitian ini ada dua, yaitu
metode bakar seresah sampah pada lahan C ( 57C72 blok C6/8 ), metode tanpa bakar seresah sampah
yang diterapkan pada lahan A (35C72 blok C5/7), dan metode tanpa bakar seresah sampah serta tanpa
furrowing di lahan B (48C82 blok C5/9). Kondisi sifat fisik tanah sebelum pengolahan tanah adalah
homogen.
Efisiensi lapang adalah perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang
teoritis sebagai pembaginya. Parameter yang digunakan untuk efisiensi lapang pada pengolahan tanah
seperti slip, kapasitas lapang efektif, dan konsumsi bahan bakar yang digunakan pada saat pengolahan
tanah.
Nilai slip yang didapat untuk setiap lahan bervariasi. Nilai slip tertinggi terjadi pada saat
pengolahan tanah II untuk setiap metode. Slip yang terjadi pada saat pengolahan tanah II untuk
metode A 2.85 %, untuk metode B 2.56 %, dan metode lahan C 9.11 %. Nilai slip pada pengolahan
tanah II meningkat dikarenakan terbentuk bongkah tanah yang besar setelah pengolahan tanah I,
sehingga slip meningkat pada saat dilakukan pengolahan tanah II .
Kapasitas lapang efektif menunjukkan besarnya luas lahan yang diperoleh per satuan waktu
tertentu. Dari pengukuran langsung di lahan diperoleh hasil yang bervariasi, nilai kapasitas lapang
efektif turun pada saat dilakukan pengolahan tanah II untuk setiap lahan. Nilai kapasitas lapang efektif
dipengaruhi oleh nilai slip.
Sinkage yaitu kedalaman ban yang bisa masuk ke dalam tanah. Nilai slip dipengaruhi oleh
kedalaman tekan, kemudian nilai slip bisa mempengaruhi kapasitas lapang efektif. Hal ini yang
mengakibatkan kedalaman tekan juga mempunyai pengaruh terhadap efisiensi lapang pengolahan
tanah.
