Show simple item record

dc.contributor.advisorAgustina, Sri Endah
dc.contributor.authorSari, Ninggar Pramita
dc.date.accessioned2024-05-08T05:54:06Z
dc.date.available2024-05-08T05:54:06Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149087
dc.description.abstractProses pengeringan kerupuk tulang ikan selama ini dilakukan dengan cara tradisional, yaitu penjemuran langsung dibawah panas matahari. Pengeringan dengan cara ini memang relatif murah, tetapi memiliki banyak kekurangan yaitu membutuhkan lahan terbuka yang luas, tergantung pada penyinaran matahari, kelembaban dan kondisi angin. Produk yang dihasilkan dari pengeringan dengan cara ini juga dapat terkontaminasi material asing seperti debu, tidak aman dari burung dan serangga. Hal ini mengakibatkan produk tersebut menjadi kurang higienis. Oleh karena itu pada tahun 2011, salah satu industri kerupuk (La-Rest) Bekasi mulai menggunakan pengering surya efek rumah kaca hibrid sebagai pengganti metode penjemuran langsung. Penelitian ini bertujuan melakukan uji kinerja pengering efek rumah kaca (ERK) berenergi surya hibrid hasil rancangan Tambosoe et al. (2011) untuk pengeringan kerupuk tulang ikan. Pengamatan terhadap sistem pengering dilakukan secara terpisah menjadi tiga sub sistem. Pengamatan terhadap sub sistem tersebut terdiri dari: pengamatan pada tungku biomassa, pengamatan pada penukar panas (heat exchanger), dan pengamatan pada ruang pengering. Sehingga dapat diketahui kinerja total sistem pengering tersebut. Parameter-parameter yang diukur untuk menentukan performansi mesin adalah suhu ruang pengering dan sebarannya, waktu pengeringan dan laju pengeringan, kebutuhan energi untuk pengeringan, efisiensi penggunaan energi dan mutu kerupuk. Metode pengambilan data dilakukan dengan empat kali percobaan. Percobaan pertama dan kedua dilakukan tanpa beban pengeringan pada pagi, siang dan malam untuk mengetahui profil sebaran suhu di dalam ruang pengering. Dari kedua percobaan tersebut, percobaan dengan profil suhu cenderung merata digunakan untuk pengeringan kerupuk tulang ikan. Percobaan menggunakan input energi dari pembakaran biomassa dan kombinasi antara biomassa dan surya. Penggunaan biomassa pada malam hari, sedangkan kombinasi biomassa dan surya pada pagi sampai siang hari. Pengaturan pemakaian dua buah blower yang masing-masing dengan daya 45 Watt dapat membantu mendistribusikan panas ke ruang pengering. Percobaan tanpa beban pengeringan ditujukan untuk mengetahui pola sebaran suhu ruang pengering berdasarkan pengoperasian biomassa yang diumpankan. Hasil pengujian tanpa beban pengeringan menunjukkan sebaran suhu berfluktuatif. Penggunaan biomassa sebagai sumber energi tambahan pada percobaan tanpa beban pengeringan memberikan 96.96% dan 95.81% energi yang digunakan selama pengeringan, sedangkan peran energi surya pada masing-masing percobaan adalah sebesar 2.53%, 3.53%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural Technologyid
dc.subject.ddcMachanical and Biosystem Engineeringid
dc.subject.ddcBekasiid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.titleUji Performansi Mesin Pengering Efek Rumah Kaca (ERK) Hibrid untuk Pengeringan Kerupuk Tulang Ikanid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordDryingid
dc.subject.keywordSolar dryerid
dc.subject.keywordBiomassid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record