Show simple item record

dc.contributor.advisorSutardi, Toha
dc.contributor.advisorSigit, Nur Aeni
dc.contributor.authorAriani, Endang
dc.date.accessioned2024-04-29T03:44:38Z
dc.date.available2024-04-29T03:44:38Z
dc.date.issued1981
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/147704
dc.description.abstractBungkil biji kapuk (Ceiba petandra, GAERTN) merupakan bahan ikutan pertanian yang berprotein tinggi. Di Indonesia produksi serat kapuk sudah mengambil bagian dalam pasaran dunia sejak perang Dunia II. Pemanfaatannya sebagai bahan makanan ternak didalam waktu mendatang diharapkan bisa mem- berikan sumbangan lebih banyak dalam mengatasi persaingan pangan antara manusia dan ternak. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan pe- manfaatan bungkil biji kapuk sebagai bahan makanan ternak ruminansia. Kemampuan bungkil biji kapuk sebagai bahan makanan, kombinasinya dengan rumput gajah serta kemampuannya sebagai sumber protein ransum ruminansia dipelajari secara in vitro. Parameter yang diukur adalah Koefisien Cerna Bahan Kering dan Koefisien Cerna Bahan Organik, produksi total VFA (asam lemak atsiri), produksi N-Amonia serta produksi protein total. Pola penelitian yang digunakan adalah rancangan kelompok dengan cairan rumen sebagai ulangan. Pada percobaan secara in vivo dipelajari pola selera makan ternak domba terhadap bungkil biji kapuk, dibanding- kan dengan dedak, bungkil kelapa serta bungkil kedelai. Dua puluh empat ekor domba Priangan, terdiri atas 13 ekor jantan dan 11 ekor betina, bobot hidup berkisar antara 9-13 kg digunakan sebagai materi percobaan. Setiap hari di gunakan 6 ekor domba dengan kandang individual berukuran 2 x 2.5 m Bungkil biji kapuk, dedak, bungkil kelapa dan bungkil kedelai diberikan masing-masing 0.25 kg denga sistim kafetaria. Konsumsi bahan kering selama 3 jam me- rupakan parameter yang diukur. Sebagai makanan ternak ruminansia, bungkil biji kapuk merupakan bahan yang tidak tahan terhadap degradasi didalam rumen, kemampuannya dalam memproduksi VFA tidak berbeda nyata dengan dedak, bungkil kelapa dan bungkil kedelai. Koefisien Cerna Bahan Kering dan Bahan Organik menunjukkan nilai yang terendah diantara bahan yang diuji, sedangkan sumbangannya untuk menyediakan protein total untuk pen- cernaan hidrolitis setelah rumen menunjukkan angka yang terrendah....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcUji banding bungkil biji kapuk terhadap dedak, bungkil kelapa dan bungkil kedelai sebagai sumber protein ternak ruminansiaid
dc.titleUji banding bungkil biji kapuk terhadap dedak, bungkil kelapa dan bungkil kedelai sebagai sumber protein ternak ruminansiaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record