dc.contributor.author | Andriyani | |
dc.date.accessioned | 2010-05-07T03:04:04Z | |
dc.date.available | 2010-05-07T03:04:04Z | |
dc.date.issued | 2002 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14719 | |
dc.description.abstract | Pembangunan di bidang pengairan telah dilaksanakan sejak awal Pelita I, dengan sasaran utama peningkatan produksi pangan, terutama peningkatan produksi beras. Pembangunan di bidang pengairan meliputi kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi, pembangunan jaringan irigasi baru, pengendalian banjir serta pengembangan areal rawa pasang surut. Icebijakan khusus pembangunan pengairan yang hingga kini masih diterapkan yaitu pengembangan sistem operasi dan pemeliharaan serta mengikutsertakan peran masyarakat dalam pengairan dalam ha1 ini PAIR (Iuran Pelayanan Air Irigasi). Pelaksanaan pungutan PAIR dalam bentuk pilot project dilaksanakan di empat lokasi (Subang, Sukoharjo, Nganjuk dan Sidrap) sejak 1989 hingga 1991. Dalam pelaksanaan pungutan PAIR terdapat beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian, diantaranya adalah cara penentuan besarnya PAIR di lapangan dan kemampuan petani membayar biaya operasi dan pemeliharaan irigasi melalui IPAIR. | id |
dc.publisher | IPB (Bogor Agricultural University) | |
dc.title | Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan petani dalam membayar ipair | id |
dc.title.alternative | Di Daerah Irigasi Bulucenranna, Kabupaten sidrap, Sulawesi Selatan | id |
dc.type | Thesis | id |