Hasil Fermentasi Rumen Kambing Kacang Betina Dengan Pemberian Beberapa Tingkat Ampas Sagu (Metroxylon sp.) Dalam Ransum
View/ Open
Date
1990Author
Nurkurnia, Evalia
Parakkasi, Aminuddin
Herman, Rachmat
Metadata
Show full item recordAbstract
Kesulitan mendapatkan pakan yang mudah didapat, ber- sifat kontinu dan tidak bersaing dengan manusia dalam peng- gunaannya memungkinkan penggunaan limbah pertanian dan in- dustri sebagai sumber pakan. Salah satu sumber pakan yang cukup potensial dan penggunaannya belum meluas di tanah air adalah ampas sagu (Metroxylon sp.). Ampas sagu berasal da- ri limbah pengolahan sagu dengan perbandingan ampas dan patinya sekitar 86 14 persen atau 6: 1. Ampas sagu ma- sih mengandung pati, sehingga dapat mencemari sungai dan
tanah di lingkungan pabrik pengolahan sagu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai nutrisi ampas sagu (Metroxylon sp.) dan mempelajari pengaruh pem- berian beberapa tingkat ampas sagu sebagai sumber karbohidrat ransum bagi ternak kambing Kacang dan ruminansia umumnya.
Penelitian dilakukan di Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bo- gor. Berlangsung dari bulan Desember 1988 sampai dengan Februari 1989. Materi yang digunakan adalah lima ekor kam- bing Kacang betina berumur kurang dari satu tahun dengan bobot badan berkisar antara 8.5 12.25 kg (10.4 ± 1.46 kg). - Ternak ditempatkan dalam kandang metabolis berukuran 1 m x 0.5 m. Rancangan percobaan yang digunakan Bujur Sangkar Latin: 5 x 5. Ransum berupa konsentrat, terdiri atas campuran tepung rumput lapangan, jagung kuning giling, de- dak halus, tepung darah, tepung kerang, cattle mix dan ampas sagu. Tingkat penggunaan ampas sagu dalam ransum sebagai berikut: Ransum A nol %, B 10%, C = 20 %, D= 30% dan E 40%. Kelima ransum disusun dalam iso- kalori (TDN 75%) dan isonitrogen (PK 13%). Peneliti- an berlangsung selama lima periode, masing-masing 17 hari, dengan masa pendahuluan tujuh hari, konsumsi tiga hari, kecernaan tiga hari, pengukuran bobot badan tiga hari dan pengambilan cairan rumen pada hari terakhir setiap periode. Parameter yang diukur adalah produksi VFA (Volatile Fatty Acid) total dan parsial dan produksi N-amonia cairan rumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemberian ampas sagu (Metroxylon sp.) dalam ransum tidak mempengaruhi produksi asam lemak terbang (VFA) total dan parsial. Antar perlakuan ransum tidak menunjukkan adanya perbedaan secara statistikal. Produksi VFA total masih berada dalam kisaran
normal dengan pemberian ampas sagu dalam ransum sampai...