Pengembangan teknik stek pucuk pada Stylosanthes guianensis dengan penambahan bakteri pelarut fosfat dan fungi mikoriza arbuskula [FMA]
View/ Open
Date
2009Author
Widyaswati, Ratih Sri
Dewi, Panca
Diapari, Didid
Metadata
Show full item recordAbstract
Stylosanthes guianensis adalah salah satu hijauan makanan ternak yang potensial untuk dikembangkan, namun selama ini pengembangannya mengalami beberapa kendala. Benih yang didapat di Indonesia sebagian besar berasal dari impor dan harganya mahal. Oleh karena itu dilakukan pengembangan pembibitan dengan cara vegetatif yaitu stek pucuk. Pertumbuhan stek pucuk ini membutuhkan perlakuan khusus agar tingkat keberhasilannya tinggi, oleh karena itu diberikan penambahan bakteri pelarut fosfat dan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA), selain itu media tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan stek pucuk sehingga dilakukan sterilisasi pada media tanam untuk mencegah adanya mikroorganisme patogen yang dapat menyerang perakaran stek pucuk.
Perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dengan penambahan bakteri pelarut fosfat, FMA dan bakteri pelarut fosfat+FMA pada media tanam (tanah latosol) yang disterilisasi dan tidak disterilisasi terhadap stek pucuk. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap berpola faktorial 2x4 masing-masing dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan sterilisasi pada media tanam yang terdiri dari dua perlakuan: B0 media tanam yang tidak disterilisasi), dan B1 (media tanam yang disterilisasi). Faktor kedua adalah pemberian mikroorganisme potensial tanah yang terdiri dari empat sub faktor: Mo (kontrol), M1 (penambahan bakteri pelarut fosfat), M2 penambahan FMA), dan M3 (penambahan FMA dan bakteri pelarut fosfat). Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah persentase kematian tanaman, pertambahan tinggi vertikal, pertambahan jumlah daun trifoliat, berat kering tajuk, berat kering akar, dan persentase infeksi akar.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan, media tanam tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kematian tanaman (stek pucuk) namun berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan tanaman yang dilihat dari pertambahan tinggi vertikal, pertambahan jumlah daun trifoliat, berat kering tajuk dan akar. Pertumbuhan tanaman pada media tanam yang tidak disterilisasi lebih tinggi dibandingkan tanaman pada media tanam yang disterilisasi. Penambahan bakteri pelarut fosfat dan FMA pada penelitian ini nyata (P<0,05) menurunkan persentase kematian tanaman dan sangat nyata (P<0,01) meningkatkan pertumbuhan tanaman yang dilihat dari pertambahan tinggi vertikal, pertambahan jumlah daun trifoliat, berat kering tajuk, dan berat kering akar. Adanya asosiasi FMA dengan tanaman dilihat dari persentase infeksi akar yang terjadi, hasilnya menunjukkan bahwa penambahan FMA sangat nyata (P<0,01) meningkatkan persentase infeksi akar.