Analisis Kekuatan beton dengan campuran screening untuk pembuatan kusen beton
Abstract
Kusen merupakan rangka pintu atau jendela yang berfungsi untuk menggantungkan (memasang) daun pintu / jendela dan biasanya jenis bahan kusen yang dipakai adalah kayu. Pada saat ini banyak jenis bahan bangunan seperti alumunium, gypsum, dan Unplasticised Poly Vinyl Chloride (UPVC) yang dikembangkan untuk menjadi bahan alternatif pengganti kayu. Beton dapat menjadi bahan pengganti kayu untuk pembuatan kusen, karena dibandingkan kayu, beton lebih tahan lama, anti rayap, dan tidak mengalami perubahan dimensi. Harga kayu yang semakin mahal serta proses, pengolahan, dan perawatan kayu yang lebih mahal menyebabkan kusen beton memiliki kelebihan. Dari aspek perawatan, kusen beton memiliki kelebihan karena bebas rayap dan tahan karat.
Mutu beton tergantung pada mix design dan kekuatannya menahan beban tekan tiap luas penampangnya. Mutu beton yang dibuat untuk kusen perlu diupayakan untuk memenuhi persyaratan kekuatan tekannya. Untuk itu, beton perlu dibuat dengan perbandingan campuran yang khusus dan mix design yang tepat untuk pembuatan kusen beton. Salah satu campuran yang digunakan dalam beton adalah screening yaitu bahan batuan yang berukuran 5-10 mm. Screening banyak digunakan untuk campuran dalam proses pengaspalan jalan, mulai dari jalan yang ringan sampai jalan berkelas satu, dapat mengikat campuran beton dan harganya pun lebih murah dibandingkan split. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mix design yang akan digunakan dalam campuran beton untuk pembuatan kusen beton, membandingkan mutu beton K-175 dengan melakukan uji kekuatan beton antara campuran screening dan campuran batu split dan merancang kusen beton yang sesuai sebagai pengganti kusen kayu. Melalui analisis kekuatan beton ini diharapkan dapat dihasilkan perbandingan campuran yang tepat guna memperoleh kuat tekan beton yang memenuhi syarat.
Split dan screening memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda, split memiliki ukuran 10-20 mm dan screening memiliki ukuran 5-10 mm, sehingga screening memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibanding split. Untuk screening didapatkan nilai berat jenis sebesar 2.21 g/cm³, absorbsi sebesar 1.25%, modulus kehalusan sebesar 5.03%, dan analisa gradasi yang sesuai dengan American Standard Testing and Material (ASTM). Berdasarkan spesifikasi Cement and Concrete Association didapatkan nilai split 80% campuran split ini termasuk grading 1-2 artinya termasuk agregat kasar dengan kebutuhan semen sedikit sedangkan untuk nilai screening didapatkan 63%, campuran screening ini termasuk grading 1-2 artinya termasuk agregat kasar dengan kebutuhan semen sedikit. Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan agregat kasar screening lebih sedikit dibandingkan agregat kasar split.
Beton diuji kekuatan tekannya dengan menggunakan uji beban Form Test Seidner (FTS) 2000 KN standar uji Peraturan Beton Indonesia (PBI). Nilai kuat tekan bahwa campuran split memiliki nilai kuat tekan yang lebih tinggi, namun campuran screening cukup sesuai dengan rancangan campuran K- 175. Beton dengan campuran split memiliki nilai uji tekan rata-rata 196 kg/cm² sedangkan beton dengan campuran screening memiliki nilai uji tekan rata-rata 182.6 kg/cm². Baik beton dengan campuran agregat batu split maupun screening sama-sama memenuhi kriteria perencanaan campuran (mix design) sesuai dengan K-175, yakni sama-sama memiliki nilai uji tekan lebih dari 175 kg/cm². Dengan hasil uji tekan sesuai dengan K-175 maka beton campuran screening layak untuk digunakan…dst