Optimasi pelilinan dan suhu penyimpanan buah manggis menggunakan response surface methodology (RSM)
Abstract
Potensi pengembangan buah-buahan di Indonesia sangat besar. Keanekaragaman varietas dan didukung oleh iklim yang sesuai untuk buah-buahan tropika akan menghasilkan berbagai buah-buahan yang sangat bervariasi dan menarik. Di samping itu areal yang cukup luas dapat menghasilkan buah- buahan dalam jumlah yang besar sehingga memungkinkan untuk di ekspor. Seiring dengan hal tersebut, dalam beberapa tahun terakhir ini ekspor buah-buahan Indonesia naik cukup pesat. Salah satu komoditas buah-buahan yang mendominasi pasar ekspor Indonesia adalah buah Manggis.
Manggis (Garcinia mangostana Linn) yang lebih dikenal dengan istilah "The Queen Of Fruit" merupakan buah eksotik tropika dari salah satu komoditas buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi Stinggi. Kualitas buah manggis terus dipertahankan dengan upaya-upaya penanganan pascapanen. Berbagai macam teknologi penanganan pascapanen telah banyak dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pascapanen buah manggis antara lain, sortasi, pre-cooling, penyimpanan dingin, penyimpanan dengan atmosfir terkendali, pelilinan, pengemasan dan lain sebagainya. Dari penelitian-penelitian tersebut yang Sterkait dengan perlakuan efektif untuk memperpanjang umur simpan manggis adalah penyimpanan dingin dan pelilinan. Untuk mengetahui kombinasi optimum dari suhu dan pelilinan untuk memperpanjang umur Esimpan buah manggis dapat digunakan metode gabungan antara metode statistika dan matematika yaitu metode respon permukaan.
Rancangan percobaan dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dalam penelitian Sini terdiri dari 2 faktor (variable bebas) yaitu suhu, dinotasikan X, dengan range antara 8 sampai dengan 18°C dan konsentrasi lilin, dinotasikan X, dengan range antara 2% sampai 10%, sedangkan variabel respon yaitu perubahan laju respirasi, susut bobot, kekerasan dan total padatan terlarut (TPT). Persamaan RSM mencakup model orde pertama yaitu faktorial 2ª ditambah ulangan pada perlakuan titik pusat (centre opoint), sehingga ada 5 perlakuan dengan 9 pengamatan dan persamaan model orde kedua digunakan model central composite design (CCD) dengan menambah perlakuan 4 axialpoint pada nilai a = 1.414, sehingga secara total ada 8 perlakuan dengan 13 pengamatan. Tahapan proses penanganan pasca panen buah manggis dimulai dari pelilinan dilanjutkan penyimpann dingin pada variasi suhu.
Model yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan software MINITAB 14, diuji dengan nilai parameter yang dihasilkan oleh program yaitu uji Lack of Fit, nilai p (p-value) dan koefisien determinan. Kriteria utama dalam menentukan ketepatan model adalah dengan uji simpangan dari model (Lack of Fit). Model dianggap tidak tepat apabila uji penyimpangan dari model (Lack of Fit) bersifat nyata secara statistik. Berdasarkan uji Lack of Fit dan diperkuat dengan nilai determinasi dari ke empat model respon yang dihasilkan (laju respirasi, susut bobot, kekerasan dan TPT) didapat bahwa respon yang memenuhi kriteria utama adalah perubahan kekerasan dimana nilai Lack of Fit sebesar 0.170 yang berarti model telah dibuat sesuai dengan data. Jika melihat koefisien determinasi (R2) dari respon sebesar 90.2%, maka respon Uperubahan kekerasan kulit memiliki nilai yang tinggi sehingga model dari perubahan kekerasan kulit dapat
dijadikan sebagai model optimasi. Model matematika orde kedua untuk perubahan kekerasan kulit adalah: Y = 0.662-0.1002 X₁ + 0.0025 X₂ + 0.0048 X² + 0.004 X22 -0.003 XX₂ 2
dari parameter mutu untuk perubahan kekerasan yang menghasilkan model terbaik dapat digunakan dalam memprediksi perlakuan suhu dan konsentrasi pelilinan optimum. Kontur yang dihasilkan untuk kombinasi suhu dan pelilinan optimum pada suhu 12°C dan konsentrasi lilin 4% dengan perubahan kekerasan kulit 0.068 kgf/hari.
Nilai respon dari parameter mutu yang lain bila diberi perlakuan pada titik stasioner dari model terbaik menghasilkan perubahan laju produksi CO₂ pada hari 10-28 sebesar 4.83 ml CO2/kg/hari, perubahan laju konsumsi O, sebesar 5.67 ml O2/kg/hari, perubahan susut bobot sebesar 0.30%/hari, perubahan TPT pada hari 15-36 sebesar 0.42 °Brix/hari. Dari hasil-hasil nilai respon tersebut jika dilihat pada masing-masing kontur dari tiap respon menunjukkan nilai respon berada pada wilayah minimum walaupun tidak berada pada titik stasionernya. ..dst