Pengaruh Penambahan Tylan Sulfa Dalam Ransum Berkadar Protein Tinggi dan Rendah (20 dan 15 ) Terhadap Penampilan Babi Betina dan Jantan Kastrasi Lepas Sapih
View/ Open
Date
1987Author
Suprihantoro, Paulus
Parakkasi, Aminuddin
Aritonang, D.
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan di Stasiun Percobaan Ternak Babi Cicadas, Gunung Puteri, Balai Penelitian Ternak Bogor. Penelitian berlangsung dari tanggal 30 Juli sampai 18 Oktober 1986 yang meliputi persiapan, pengamatan di kandang dan analisis di Laboratorium.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh penambahan Tylan Sulfa dan tingkat protein dalam ransum terhadap tingkat konsumsi ransum, bahan kering dan air, pertambahan bobot badan per hari serta efisiensi penggunaan makanan babi betina dan jantan kastrasi lepas sapih.
Babi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 ekor terdiri atas 20 ekor betina dan 20 ekor jantan kastrasi dengan bobot badan rata-rata 11.76 1.57 dan 10.97 ± 1.38 kilogram. Babi tersebut merupakan hasil persilangan Landra- ce dan Yorkshire dengan umur rata-rata 8 minggu. Babi dipelihara dalam kandang secara individual.
Perlakuan terdiri atas ransum yang mengandung protein 20 persen dan Tylan Sulfa 0 ppm (R₁), 20 persen dan 110 ppm (R2), 15 persen dan 0 ppm (R3), 15 persen dan 110 ppm (R4). Rañsum tersebut diberikan ad libitum dalam bentuk kering pada babi betina dan jantan kastrasi lepas sapih. Evaluasi dilakukan dalam dua periode yaitu periode I pada empat minggu pertama lepas sapih dan periode II pada tiga minggu selanjutnya setelah periode I.
Perlakuan disusun secara faktorial 25 dengan rancangan 3 dasar acak kelompok lengkap. Faktor pertama ialah jenis kelamin (betina dan jantan kastrasi), faktor kedua ialah dua tingkat protein (20 dan 15%) dan faktor ketiga ialah dua tingkat Tylan Sulfa (0 dan 110 ppm). Pengelompokan babi didasarkan pada bobot badan awal, terdiri atas lima kelompok pada setiap perlakuan yang berfungsi sebagai ulangan.
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa penambahan Tylan Sulfa dalam ransum tidak nyata (P7 0.05) meningkatkan konsumsi ransum pada periode I, nyata (P < 0.05) meningkatkan konsumsi ransum pada seluruh periode, konsumsi bahan kering dan pertambahan bobot badan per hari pada setiap periode pengujian, sangat nyata (P 1 0.01) meningkatkan konsumsi Tansum pada periode II dan konsumsi air, serta tidak nyata (P70.05) dalam meningkatkan efisiensi penggunaan makanan….dst