dc.description.abstract | Penelitian ini telah dilakukan berlokasi di delapan Kecamatan Kabupaten Bogor, pada bulan Mei 1985. Penelitian ini bertujuan untuk melihat alasan peternak besar tidak mau melaksanakan pengurangan skala usaha ("phase out") menurut Keppres 50/181.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan melibatkan 52 peternak contoh yang diambil secara acak.
Analisa teknis produksi dilakukan dengan melihat sistem pemeliharaan, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan tingkat keefisienan penggunaan ransum. Pada analisa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, tingkat pendidikan; status; pengalaman peternak; jumlah ayam yang dipelihara; umur jual dan jumlah pemberian ransum/pakan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi (bobot jual), walaupun khusus untuk jumlah pemberian ransum korelasinya tinggi (R= 0.81063). Pada analisa Koefisienan penggunaan ransum didapat nilai berkisar antara 1.66 hingga 1.97.
Analisa ekonomis yang dilakukan adalah analisa biaya dan penerimaan, Titik Pulang Pokok (TPP) dan tingkat keuntungan melalui pendekatan TPP.
Komposisi biaya yang didapat untuk peternak kecil (S) dengan rataan 1 090 ekor dan berskala besar (S) dengan rataan 7 834 ekor masing-masing adalah biaya ransum /pakan 59.76% dan 59.64%; doc (bibit) 29.28% dan 31.79%; tenaga kerja 4.72% dan 2.71%; biaya obat-obatan dan vaksin 1.75% dan 1.37% dan biaya lain-lain sebesar 4.49% dan 4.49%. Biaya produksi rata-rata (BR) pada skala S₂ per siklus produksinya sebesar Rp. 1 097.51 per kilogram bobot hidup, sedangkan pada skala S per siklus produksinya sebesar Rp. 1 055.53 per kilogram bobot hidup.
Hasil penentuan TPP dicapai pada volume penjualan sebesar 450 ekor untuk skala S₂, serta pada volume 1 992 ekor untuk skala S5 per periodenya. | id |