Show simple item record

dc.contributor.authorRosana Podesta S.
dc.date.accessioned2010-05-07T00:37:47Z
dc.date.available2010-05-07T00:37:47Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14352
dc.description.abstractPadi Pandan Wangi mempunyai keunggulan dari segi aroma, rasa dan tekstur nasi pulen. Kekhasan yang dimiliki Pandan Wangi tersebut membuat beras Pandan Wangi bergengsi dan diminati masyarakat menengah ke atas walaupun harganya tinggi. Oleh karena itu, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur menetapkan padi Pandan Wangi sebagai komoditi unggul utama hasil pertanian disamping tanaman palawija, sayuran, buah-buahan dan tanaman hias. Akan tetapi masih banyak petani Pandan Wangi di Kabupaten Cianjur yang menggunakan benih non sertifikat daripada benih sertifikat yang diperoleh dari penangkar. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis usahatani padi Pandan Wangi benih sertifikat dan benih non sertifikat di Kabupaten Cianjur, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi usahatani padi Pandan Wangi di Kabupaten Cianjur, dan (3) menghitung pendapatan petani usahatani padi Pandan Wangi benih sertifikat dan benih non sertifikat di Kabupaten Cianjur Penelitian dilakukan di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur yang meliputi Desa Bunikasih, Bunisari dan Tegallega. Waktu pengambilan data dilakukan dari mulai Bulan Maret hingga April 2008. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 orang petani Pandan Wangi menggunakan stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan program frontier 4.1 Fungsi produksi stochastic frontier yang dilakukan dengan dua tahap yaitu tahapan dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Squares) dan tahapan kedua dengan metode MLE (Maximum Likelihood). Penelitian ini terdiri dari tujuh variabel independen penduga dalam fungsi produksi ini yaitu luas lahan (X1), benih (X2), pupuk N (X3), pupuk P (X4), pupuk K (X5), obat cair (X6) dan tenaga kerja (X7). Tahap pertama dengan metode OLS terdapat beberapa variabel dengan koefisien bernilai negatif sehingga keberadaan koefisien negatif tersebut harus dihindari. Selain itu, koefisien yang bernilai negatif menyebabkan penurunan fungsi biaya dual tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu dicari fungsi produksi yang semua koefisien variabel independennya bernilai positif sehingga variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi bagi petani benih sertifikat yaitu hanya pupuk P. Sementara, hanya variabel tenaga kerja yang berpengaruh nyata bagi petani benih non sertifikat. Hasil analisis fungsi produksi dan efisiensi menunjukkan bahwa baik usahatani padi Pandan Wangi benih sertifikat maupun non sertifikat telah efisien secara teknis. Hal ini tercermin dari rata-rata nilai efisiensi teknis usahatani padi Pandan Wangi benih sertifikat dan non sertifikat maisng-masing sebesar yaitu 0,967 dan 0,713. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis usahatani padi Pandan Wangi meliputi usia, pendidikan formal, pengalaman, umur bibit dan dummy status usahatani serta dummy pendidikan non formal. Faktor dummy pendidikan non formal saja yang berpengaruh nyata bagi usahatani padi Pandan Wangi benih non sertifikat. Sementara itu, tidak ada faktor yang nyata berpengaruh bagi usahatani padi Pandan Wangi benih sertifikat. Hal ini dikarenakan tingkat efisiensi teknis usahatani padi Pandan Wangi benih sertifikat yang sudah sangat tinggi yakni sebesar 0,967 sehingga nilai inefisiensi teknis usahatani padi Pandan Wangi benih sertifikat hanya sebesar 0,033 (1- 0,967). Oleh karena itu tidak ditemukan faktor yang berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis usahatani padi Pandan Wangi benih sertifikat. Berbeda halnya dengan usahatani padi Pandan Wangi benih non sertifikat dimana nilai inefisiensi teknis sebesar 0,287 (1-0,713). Namun, meskipun usahatani padi Pandan Wangi benih sertifikat telah mampu mencapai efisiensi teknis yang tinggi, namun memiliki tingkat efisiensi alokatif yang rendah. Salah satu penyebab inefisiensi alokatif adalah karena tidak ada perbedaan harga jual antara padi Pandan Wangi yang menggunakan benih sertifikat maupun padi Pandan Wangi yang menggunakan benih non sertifikat yakni sekitar Rp 2.800,00-Rp 2.900,00. Sementara itu, harga benih padi Pandan Wangi sertifikat lebih mahal jika dibandingkan harga benih padi Pandan Wangi non sertifikat yakni sebesar Rp 7.000,00-Rp 8.000,00. Tidak adanya insentif dan penghargaan bagi para petani yang menggunakan benih sertifikat inilah yang mengakibatkan petani lebih memilih menggunakan benih non sertifikat daripada benih sertifikat. Selain karena harganya mahal, benih sertifikat juga belum mampu meningkatkan efisiensi alokatif (keuntungan maksimum). Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan atas biaya tunai dan biaya total usahatani padi Pandan Wangi baik benih sertifikat maupun benih non sertifikat pada MT II mengalami peningkatan jika dibandingkan pada saat MT I. Dengan demikian pendapatan atas biaya tunai dan biaya total MT II lebih besar daripada pendapatan atas biaya tunai dan biaya total MT I. Bahkan nilai R/C rasio atas biaya tunai usahatani padi Pandan Wangi benih non sertifikat MT II lebih besar dibandingkan R/C rasio yang lain yakni sebesar 7,54. Hal ini dikarenakan komponen biaya tunai terbesar berasal dari biaya benih dan benih yang digunakan merupakan benih non sertifikat sehingga harganya lebih murah dibandingkan benih sertifikat. Hal inilah yang mengakibatkan petani lebih memilih benih non sertifikat dibandingkan benih sertifikat.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengaruh Penggunaan Benih Sertifikat terhadap Efisiensi dan Pendapatan Usahatani Padi Pandan Wangiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record