Show simple item record

dc.contributor.advisorUmbari, Abubakar
dc.contributor.advisorJasin, Hasril H
dc.contributor.authorAdiningrum, Dian
dc.date.accessioned2024-03-26T01:35:52Z
dc.date.available2024-03-26T01:35:52Z
dc.date.issued1991
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143406
dc.description.abstractPemerintah dewasa ini sedang berusaha meningkatkan ekspor non migas dan salah satu komoditi non migas yang dipandang memberikan harapan besar sebagai sumber devisa dari sub sektor perikanan adalah udang. Sampai saat ini, komoditi udang tetap menduduki tempat utama dalam ekspor hasil perikanan Indonesia serta tempat kedua di sektor pertanian setelah kopi (Direktorat Jenderal Perikanan, 1990). Permintaan dan harga udang di pasar dunia selama 10 tahun terakhir (periode 1980 - 1989) relatif mengalami kenaikan. Harga udang ekspor Indonesia (FOB) rata-rata per tahun naik sebesar 3,40% dan volume udang ekspor rata- rata per tahun naik sebesar 11,45% (Direktorat Jenderal Perikanan, 1990). Sejak trawl dilarang beroperasi (Keppres 39/80) produksi udang Indonesia mengalami penurunan. Perlu diketahui bahwa selama kurun waktu tersebut produksi udang Indonesia sebagian besar dihasilkan dari laut, yaitu sebesar 70% 80% dari laut, 11% 22% dari tambak dan 3% 7% dari perairan umum (Pandegirot, 1989). Untuk mengembalikan dan meningkatkan peranan udang sebagai penghasil devisa non migas maka pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk pengusahaan udang di tambak melalui Program Udang Nasional (PUN) antara lain dengan memberikan fasilitas kredit (Kredit Intam).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.titleStudi Kendala Pelaksanaan Kredit Intam di Desa Mororejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Dati II Kendal Jawa Tengahid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordudangid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record