Show simple item record

dc.contributor.advisorKismono, Ignatius
dc.contributor.advisorSetiana, M. Agus
dc.contributor.authorHasanah, Diny Elmiyati
dc.date.accessioned2024-03-25T04:41:49Z
dc.date.available2024-03-25T04:41:49Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143246
dc.description.abstractTingkat permintaan terhadap produk ternak terutama ternak ruminansia potong dirasakan terus meningkat dari tahun ke tahun. Tingkat pemenuhan dari produk ternak ini di dalam negeri hanya bisa mencukupi 30,11% dari total permintaan daging di tahun 1997. Guna menutupi kebutuhan daging dalam negeri, pemerintah menetapkan kebijakan impor bakalan. Namun seiring dengan krisis moneter, kebijakan ini dianggap tidak menguntungkan lagi. Oleh karena itu dibutuhkan peningkatan populasi ternak ruminansia potong lokal guna menutupi kebutuhan tanpa harus menyebabkan penurunan populasinya secara nasional. Kabupaten Dati II Bangkalan yang terletak di pulau Madura merupakan salah satu bagian dari sentra produksi peternakan di Jawa Timur. Dibutuhkan suatu analisis untuk mengembangkan potensi tersebut, mengingat kondisi alam di kabupaten Bangkalan kurang mendukung untuk ketersediaan pakan ternak ruminansia baik secara kualitas, kuantitas maupun kontinyuitasnya. Penelitian ini bertujuan memetakan dan menganalisis prioritas pengembangan populasi ternak ruminanasia potong di kabupaten Bangkalan dengan menggunakan wilayah kecamatan sebagai wilayah pengembangan terkecil serta menentukan kebijakan pengembangan pada wilayah kecamatan yang tergabung dalam Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat). Data diperoleh dari survei lapang dan data sekunder. Pengolahan data dilakukan dengan perhitungan KPPTRP (Kapasitas Peningkatan Popolasi Ternak Ruminansia Potong) sebagai penentu prioritas pengembangan dan analisis SWOT sebagai penentu kebijakan pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa wilayah kecamatan masih dapat ditambah populasi ternak ruminansia potongnya dalam jumlah sangat tinggi, yaitu di kecamatan Kwanyar dan Konang masing-masing: 7.125 ST dan 3.264 ST. Diikuti oleh kecamatan Labang, Arosbaya, Burneh, Socah, Kamal, Bangkalan dan Galis dalam jumlah yang lebih kecil. Kecamatan lainnya (Geger, Blega, Sepulu, Modung, Tragah, Kokop, Tanjung Bumi, Klampis dan Tanah Merah) populasi ternak yang ada sudah melebihi kapasitas tampung. Pengembangan populasi ternak ruminansia potong di seluruh kecamatan ini dibatasi oleh ketersediaan sumberdaya lahan sebagai faktor penyedia hijauan makanan ternak. Hal ini terlihat dari nilai KPPTRP efektif sama dengan KPPTRP-SL. Berdasarkan analisis SWOT, kecamatan Kamal, Socah, Labang, Galis, Modung, Konang, Blega, Bangkalan dan Burmeh berada dalam kuadran positif sehingga bisa diterapkan strategi agresif. Kecamatan Tanjung Bumi, Sepulu, Kokop, Arosbaya, Geger dan Klampis berada di kuadran negatif sehingga dibutuhkan strategi diversifikasi untuk mengembangkan populasi ternak ruminansia potongnya. Kecamatan Tanah Merah, Tragah dan Kwanyar berdasarkan SWOT hanya bisa melakukan strategi stabilitas. Agar setiap penelitian mengenai prioritas pengembangan populasi ternak ruminansia potong di daerah-daerah Indonesia dapat tepat sasaran, perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap nilai koefisien wilayah pembaku perhitungan KPPTR, yaitu, Propinsi Jawa Timur.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNutrition feed Technologyid
dc.subject.ddcRuminantsid
dc.titlePengembangan populasi ternak ruminansia potong berdasarkan potensi lahan dan sumberdaya keluarga di Kabupaten Bangkalanid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record