Pengaruh substitusi tepung ikan dengan tepung silase ikan yang diolah secara biologis terhadap performans ayam broiler
View/ Open
Date
2001Author
Harlina S., Agnes
Sudarman, Asep
Suci, Dwi Margi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung silase ikan yang diolah secara biologis dengan menambahkan singkong fermentasi (tape ubi kayu) terhadap performans ayam broiler.
Jumlah hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 120 ekor anak ayam umur satu hari strain Ross yang diperoleh dari PT. Cibadak Jakarta. Ayam-ayam tersebut dipelihara dalam kandang sistem litter berukuran 2,5 X 1,5 X 1,0 m beralaskan sekam sebanyak 12 kandang dan setiap kandang terdiri dari 10 ekor. Pembagian kandang dilakukan secara acak dengan menggunakan angka teracak (random number). Penempatan dari empat ransum perlakuan dilakukan dengan pengacakan dengan cara yang sama. Ransum percobaan dibedakan berdasarkan tingkat penggunaan tepung silase ikan dalam ransum yaitu R1 (0% tepung silse ikan), R2 (10% tepung silase ikan), R3 (20% tepung silase ikan) dan R4 (30% tepung silase ikan).
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ayam. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan Analisis Sidik Ragam (ANOVA) dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, mortalitas dan Income Over Feed and Chick Cost.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung silase ikan dalam ransum berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Uji jarak Duncan menunjukkan bahwa konsumsi ransum perlakuan R1 (2922,26 ± 55,07) sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibandingkan dengan ransum perlakuan R2 (2244,25 ± 71,54), R3 (1808,71 ± 154,83) dan R4 (1752,90 ± 137,56), tetapi antara ransum perlakuan R3 dan R4 menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Demikian pula dengan pertambahan bobot badan ransum perlakuan R1 (1218,17 ± 78,35) sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibandingkan ransum perlakuan R2 (885,01 ± 102,55), R3 (700,38 ± 66,62) dan R4 (441,66 ± 29,36), sedangkan dalam hal konversi ransum perlakuan R4 (3,97 ± 0,05)
sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibandingkan dengan ransum perlakuan R1 (2,41 ± 0,19), R2 (2,55 ± 0,22) dan R3 (2,59 ± 0,18) tetapi antara perlakuan R1, R2 dan R3 menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata.