Sistem pengendalian persediaan bahan baku di industri pakan : kasus pada pabrik makanan ternak KUD Jatinom Klaten, Jawa Tengah
View/ Open
Date
2003Author
Husaeni, Agustia
Cyrilla, Lucia
Wardani, Dewi Ulfah
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemenuhan kebutuhan protein hewani harus dilakukan dengan upaya peningkatan populasi ternak. Peningkatan populasi ternak ini juga harus diimbangi dengan ketersediaan pakan yang merupakan input utama dalam suatu usaha peternakan. Hal ini merupakan peluang bagi industri pakan untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya.
Masalah yang selalu mendapatkan perhatian perusahaan dalam upaya peningkatan produksi pakan yaitu masalah pengadaan dan efisiensi persediaan bahan baku, karena persediaan seringkali menjadi aset terbesar dalam neraca perusahaan. Persediaan bahan baku yang terlalu besar akan meningkatkan biaya variabel yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya pemeliharaan, sedangkan bahan baku yang terlalu sedikit dapat menghambat kontinuitas proses produksi, sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mempelajari sistem pengadaan bahan baku yang dilakukan perusahaan. (2) Mengetahui tingkat pembelian optimal bahan baku yang dapat meminimumkan biaya pengadaan bahan baku. (3) Mengetahui besarnya persediaan pengaman dan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali.
Pabrik Makanan Ternak (PMT) Koperasi Unit Desa (KUD) Jatinom memproduksi konsentrat sapi perah yang diberi nama Andinifeed, bahan baku yang digunakan antara lain bungkil kopra, bungkil biji kapuk, dedak, pollard, onggok, tetes, kapur, kulit kopi dan garam. Penelitian ini melakukan pembatasan analisa hanya pada empat bahan baku konsentrat sapi perah, yaitu dedak, pollard, bungkil kopra dan onggok. Bahan baku tersebut merupakan bahan baku yang termasuk kelas A pada klasifikasi berdasarkan analisis pareto.
Metode analisis yang digunakan dalam pengendalian persediaan bahan baku adalah analisis pareto (sistem ABC), metode pemesanan yang optimal (Economic Order Quantity EOQ) dan metode analisis probabilistik untuk menentukan persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali.
Pengadaan bahan baku di PMT KUD Jatinom merupakan kegiatan pembelian secara foreward buying yaitu pembelian yang dilakukan dengan tujuan untuk menjamin jumlah yang cukup dan terus menerus. Pelaksanaan pembelian dilakukan oleh manajer pabrik sesuai dengan rencana kebutuhan bahan baku yang dibuat sebelumnya. PMT KUD Jatinom hanya melakukan pengendalian dengan cara mengontrol atau menghitung stok bahan baku yang ada di gudang secara manual yang dilakukan oleh kepala gudang dan manajer pabrik dengan tujuan menjaga agar tidak terjadi kekurangan bahan baku.
Sistem pengendalian persediaan yang dilakukan oleh PMT KUD Jatinom selama periode tahun 2001 belum optimal, hal ini dapat dilihat dengan memperbandingkan total biaya pengadaan persediaan aktual dengan total biaya pengadaan persediaan berdasarkan metode EOQ. Penghematan biaya persediaan yang diperoleh sebesar …dst
Collections
- UT - Agribusiness [4770]
