Optimasi pola tanam dan pemanfaatan pompa untuk menambah ketersediaan air irigasi di Kecamatan Kanor, Jawa Timur
Abstract
Kebutuhan tanaman akan air mutlak dipenuhi. Tanaman padi yang ditanam di sawah kebutuhan airnya dapat diperoleh dari irigasi dan curah hujan. Tidak semua areal pertanian bisa mendapatkan air dari jaringan irigasi yang ada, semakin jauh dari sumber air, semakin sedikit air yang diperoleh. Keterbatasan jumlah air memerlukan pengaturan yang baik dalam pemakaiannya agar air dapat benar-benar dimanfaatkan secara optimum. Salah satu usaha untuk menambah ketersediaan air adalah dengan memanfaatkan pompa untuk mengambil air tanah atau air permukaan. Pengadaan pompa air memerlukan biaya yang tidak sedikit, karena itu diperlukan analisa-analisa kelayakan proyek sebelum memulai kegiatan/usaha pompanisasi.
Tujuan masalah khusus adalah melakukan optimasi pola tanam untuk memperoleh luas areal penanaman dan keuntungan yang maksimum, mengevaluasi pengaruh penggunaan pompa air terhadap intensitas tanaman dan pendapatan petani, membuat analisa proyek untuk pengambilan keputusan dalam rangka penanaman investasi di bidang usaha pompanisasi.
Kegiatan masalah khusus dilakukan di Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kegiatan yang dilakukan meliputi observasi daerah penelitian, pengambilan data, pengolahan data dan pemecahan masalah. Pemecahan masalah optimasi pola tanam diselesaikan dengan metoda simpleks, pengaruh penggunaan pompa terhadap pendapatan petani dievaluasi berdasarkan perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah adanya pompanisasi, analisa kelayakan proyek pompanisasi ditentukan berdasarkan analisa finansial dan analisa titik impas.
Optimasi pertama menghasilkan 7 golongan, yang berpola tanam padi-padi- tembakau dengan masa tanam Oktober-1, Oktober-2, November-1, November-2 dan pola tanam padi-padi-bera masa tanam November-2, Desember-1, Desember-2. Luas lahan hasil optimasi pertama adalah 403.6 hektar, pendapatan riil Rp 1,169,939,072.00 dan pendapatan usahatani Rp 801,132,477.00. Optimasi kedua yang memanfaatkan sisa air irigasi setelah optimasi pertama menghasilkan 4 golongan, yang berpola tanam tembakau-bera-bera dengan masa tanam Mei-2, Juni-1 dan pola tanam pádi-bera-bera dengan masa tanam Desember-2, Januari-1. Luas lahan hasil optimasi kedua adalah 331.7 hektar, pendapatan riil Rp 434,138,144.00 dan pendapatan usahatani Rp 325,194,457.00. Debit air irigasi dari jaringan irigasi Pacal tidak mencukupi, sehingga luas lahan total hasil optimasi pertama dan kedua lebih kecil daripada luas lahan di seluruh Kecamatan Kanor.
Pompanisasi meningkatkan pendapatan petani dan merubah intensitas penanaman. Pendapatan riil petani yang memanfaatkan pompa air meningkat dari Rp 1,832,720.00 per hektar menjadi Rp 2,659,440.00 per hektar (45.1%), sedangkan pendapatan usahatani meningkat dari Rp 1,454,580.00 per hektar menjadi Rp 2,126,880.00 per hektar (46.2%). Pendapatan riil total petani sewilayah Kecamatan Kanor meningkat dari Rp 10,463,194,870.00 per tahun menjadi Rp 11,685,682,870.00 per tahun (11.7%), pendapatan usahatani total meningkat dari Rp 8,160,359,003.00 per tahun menjadi Rp 9,164,054,003.00 per tahun (12.3%). Intensitas penanaman padi meningkat dari 108.5% menjadi 144.1%, intensitas penanaman tembakau berubah dari 88.0% menjadi 52.5%, intensitas penanaman sorgum berubah dari 74.3% menjadi 67.9% setelah pompanisasi.
Usaha pompanisasi di Desa Caruban, Kanor sangat menguntungkan. Umur proyek pompanisasi adalah 15 tahun. Biaya-biaya yang diperlukan untuk usaha ini adalah biaya investasi sebesar Rp 61,150,000.00, biaya tetap Rp 8,364,000.00 per tahun dan biaya operasional Rp 22,172,314.00 per tahun. Benefit yang diperoleh adalah Rp 61,286,400.00 per tahun dan Rp 64,786,400.00 pada akhir umur proyek. Analisa Net benefit bernilai Rp 88,692,870.20, B/C ratio bernilai 3.32, IRR bernilai 79% per tahun. Analisa titik impas menghasilkan harga jual minimum Rp 170,000.00 per hektar dan luas areal minimum yang harus diairi adalah 110 hektar per tahun.