Perbandingan nilai kecernaan makanan antara pengukuran langsung dan menggunakan indikator sapi yang diberi makanan tambahan tanaman kedelai muda
View/ Open
Date
1992Author
Sugihastuti. Sri
Parakkasi, Aminuddin
Bakrie, Bachtiar
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini telah dilakukan di Balai Penelitian Ternak (BALITNAK) Ciawi, mulai akhir bulan Maret 1992 sampai dengan awal bulan Juli 1992.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keefektifan metode AIA dalam menentukan Kecernaan Bahan Kering (KCBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KCBO) pada sapi dengan pemberian tanaman kedelai muda yang ditambahkan dalam ransum bila dibandingkan dengan metode koleksi total.
Digunakan 6 ekor sapi PO untuk diberi 3 perlakuan makanan yang berbeda (tiap perlakuan 2 ekor). Ransum I terdiri dari 85% konsentrat, 15% jerami padi; Ransum II terdiri dari 85% konsentrat, 11.3% jerami padi, 3.7% tanaman kedelai muda dan Ransum III terdiri dari 85% konsentrat, 7.5 % jerami padi dan 7.5% tanaman kedelai muda. Sampel ransum dan feses dianalisa dengan metode Acid Insoluble Ash (AIA) dan metode koleksi total.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Pola Faktorial 2 x 3 x 2. Faktor A adalah Perbandingan antara metode koleksi total dengan metode AIA dan Faktor B adalah tingkat penambahan tanaman kedelai muda. Data dianalisa dengan analisis sidik ragam dan menggunakan Uji Banding Least Significant Difference (LSD) untuk membandingkan nilai rataan perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kecernaan makanan (KCBK dan KCBO) dengan menggunakan metode AIA nyata lebih rendah (P<0.05) dibandingkan dengan mengguAnakan metode koleksi total. Metode AIA kurang efektif dalam menentukan KCBK dan KCBO pada ransum yang mengandung 85 persen konsentrat.