| dc.description.abstract | Perkembangan nata de coco di Cianjur berjalan seiring dengan semakin meningkatnya permintaan nata de coco. Peningkatan jumlah permintaan nata de coco merupakan suatu peluang bagi perusahaan yang memproduksi nata de coco mentah untuk mengoptimalkan keuntungan yang diperolehnya. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri nata de coco ini adalah PD Risna Sari yang berlokasi di Kabupaten Cianjur. Semakin banyak usaha yang bergerak di bidang pengolahan nata de coco maka tingkat permintaan nata mentah akan mengalami peningkatan, karena tidak semua usaha nata de coco menyediakan bahan baku utamanya sendiri. Sebagian besar usaha pengolahan nata de coco yang berskala rumah tangga masih memasok bahan baku nata de coco mentah dari perusahaan nata de coco lainnya. Kegiatan produksi nata de coco mentah sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya perusahaan. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh PD Risna Sari dalam memenuhi permintaan pasar harus dimanfaatkan secara optimal guna menghasilkan keuntungan yang optimal. Formulasi model yang digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis hasil optimal serta penggunaan sumberdaya secara optimal dapat menjadi salah satu metode dalam menangani permasalahan yang dihadapi oleh PD Risna Sari. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menentukan tingkat kombinasi produksi optimal nata de coco mentah pada PD Risna Sari. (2) Mengkaji alokasi sumberdaya yang dimiliki oleh PD Risna Sari untuk mencapai kondisi optimalnya. (3) Menganalisis bagaimana perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap ketersediaan sumberdaya dan harga jual perusahaan dapat diterapkan tanpa mengubah kondisi optimal. (4) Mengetahui faktor kendala yang menjadi pembatas bagi perusahaan dalam mencapai kondisi optimal. (5) Menganalisis bagaimana perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap biaya dan penjualan perusahaan terhadap produksi, sumberdaya dan keuntungan perusahaan. Penelitian dilakukan di PD Risna Sari pada Bulan September 2008. PD Risna Sari merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan nata de coco. Usaha ini mulai digeluti oleh Bapak Ocid R selaku pemilik sekitar tahun 1990. Lokasi yang dijadikan tempat usaha yaitu di Jalan Dr. Muwardi Gg. H. Ahmad No. 76 Cianjur. PD Risna Sari memproduksi dua jenis produk yaitu nata de coco mentah dan manisan nata de coco. Nata de coco mentah yang diproduksi terdiri dari dua jenis yaitu bentuk lembaran dan kubus, kegiatan produksi nata de coco mentah dilakukan secara kontinu atau terus menerus sedangkan manisan nata de coco hanya diproduksi berdasarkan pesanan. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitaif. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model program linier (Linear Programming) dengan bantuan pengolahan data menggunakan software LINDO (Linear Interactive and Discrete Optimizer). Hasil pengolahan dari program linier ini akan diperoleh tingkat keuntungan maksimum selama empat bulan (periode penelitian Juni-September 2008), penggunaan sumberdaya dan sesitivitas tingkat keuntungan serta ketersediaan sumberdaya dalam mengubah kondisi optimal, perubahan-perubahan terhadap faktor input dan output yang mengubah kondisi optimal. Data dianalisis dengan model Linear Programming yang digolongkan kedalam fungsi tujuan dan fungsi kendala. Variabel keputusan yang terdapat pada model menunjukkan aktivitas produksi dari setiap jenis produk nata de coco mentah. Variabel yang terbentuk terdiri dari dua variabel keputusan. Fungsi tujuan merupakan keuntungan per kilogram dari masing-masing nata de coco, sedangkan kendala yang dibentuk terdiri dari kendala bahan baku air kelapa, kendala bahan baku penolong cuka Taiwan, gula pasir, kendala jam kerja tenaga kerja langsung, jam kerja mesin pemotong, dan target produksi untuk masing-masing produk. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan adanya optimalisasi maka terjadi peningkatan keuntungan, keuntungan optimal yang akan diperoleh perusahaan apabila perusahaan berproduksi pada kondisi optimal yaitu sebesar Rp. 161.146.578,- sedangkan keuntungan yang diperoleh perusahaan pada kondisi aktual adalah sebesar Rp. 153.371.340,- selisih keuntungan sebesar Rp. 7.775.238,-. Sumberdaya yang berlebih pada kondisi optimal adalah air kelapa, cuka taiwan dan gula pasir dengan nilai sebesar nilai tertentu, sedangkan sumberdaya lain seperti jam kerja tenaga kerja langsung dan jam kerja mesin pemotong nata telah habis terpakai. Analsis sensitivitas berdasarkan model linier programming menunjukan bahwa nata de coco mentah bentuk kubus memiliki batas kenaikan yang tidak terbatas (infinity) dan batas penurunan yang diijinkan sebesar 586. Batas kenaikan untuk nata de coco mentah bentuk lembaran sebesar 1.970,7. Batas penurunan yang diijinkan adalah sebesar 394,9 yang berarti keuntungan per unit produk yang dapat diterima oleh model tidak boleh lebih kecil dari Rp. 394,9 dari keuntungan semula. Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala air kelapa menunjukkan batas kenaikan yang tidak terbatas (infinity) dan batas penurunan air kelapa yang diijinkan oleh model sebesar 61.685,23 liter. Batas penambahan cuka Taiwan tidak terhingga (infinity) dan batas penurunan yang masih diterima oleh model sebesar 468,4 liter. Batas kenaikan gula pasir menunjukan penambahan yang tidak terbatas (infinity) dan batas penggunaan gula pasir yang masih dapat diterima oleh model tidak boleh lebih kecil dari 167,67 kilogram dari penggunaan semula. Hasil olahan Post Optimal skenario I menunjukan bahwa keuntungan per kilogram produk yang diterima oleh perusahaan mengalami penurunan, sehingga keuntungan total yang diterima oleh perusahaan menjadi sebesar Rp. 112.099.746,-. Jumlah produksi optimal Post Optimal skenario I sama dengan kondisi optimal awal. Hasil olahan Post Optimal untuk Skenario II menunjukan terjadi perubahan antara kondisi optimal awal dengan kondisi optimal. Produksi optimal meningkat menjadi sebesar 285.714,3, perubahan tingkat produksi optimal akan sebanding dengan tingkat keutungan maksimum yang diperoleh. Keuntungan maksimum pada Post Optimal skenario II menjadi sebesar Rp. 164.197.949,-. | id |