Pengaruh waktu pemangkasan dua jenis leguminosa makanan ternak terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.) varietas arjuna dalam sistem tumpangsari
View/ Open
Date
1994Author
Hendriyani, R. Ninoy
Kismono, Ignatius
Satoto, Kukuh Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai dengan bulan September 1993, pada lahan sawah dengan jenis tanah latosol, di Desa Cibeureum, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
Penyediaan hijauan makanan ternak di daerah padat penduduk dan padat ternak seperti Jawa, Madura dan Bali, merupakan masalah mendesak yang perlu ditangani. Keterbatasan lahan di daerah tersebut merupakan hambatan utama dalam pengembangan hijauan makanan ternak. Tumpangsari antara tanaman pangan dan hijauan makanan ternak, dalam hal ini tumpangsari antara jagung dengan legumino- sa makanan ternak, diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Tanaman jagung merupakan tanaman golongan C₁ yang membutuhkan cahaya penuh untuk dapat tumbuh baik. Penundaan waktu tanam jagung empat minggu setelah penanaman tanaman penutup tanah dapat mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, karena penaungan yang terjadi pada awal pertumbuhannya dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman jagung kurang baik (Chikmawati, 1986; Good and Bell, 1977) sehingga diperlukan suatu cara untuk mengatasi masalah di atas.
Tujuan penelitian ini untuk mencari waktu pemangkasan leguminosa makanan ternak pada tumpangsari antara jagung dengan sentro maupun kalopo, agar pertumbuhan dan produksi tanaman jagung tidak terganggu.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial 4 x 2 dengan 3 ulangan (Steel dan Torrie, 1989). Faktor A merupakan 4 umur pemangkasan leguminosa makanan ternak, dengan uraian A, Pemangkasan le- guminosa umur 7 minggu, A, Pemangkasan leguminosa umur 9 minggu, A₁ = Pemangkasan leguminosa umur 11 minggu dan A₁ = Pemangkasan leguminosa 11 umur 16 minggu (bersamaan dengan panen jagung). Faktor B merupakan pena- naman dua jenis leguminosa, yaitu B, Jenis Centrosema pubescens. Benth, B₂ = Jenis Calopogonium mucunoides.
Peubah yang diamati adalah pertambahan tinggi vertikal, jumlah daun, Indeks Luas Daun (ILD), Bobot Kering (BK) akar, Jumlah tongkol, Bobot Pipilan Kering (BPK), dan Bobot Kering (BK) jerami jagung serta bobot basah kumulatif hijauan leguminosa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman jenis leguminosa sangat nyata mempengaruhi jumlah daun, ILD dan Bk akar jagung. Umur pemangkasan leguminosa sangat nyata mempengaruhi semua peubah yang diamati kecuali per- tambahan tinggi vertikal.
Perlakuan B, sangat nyata meningkatkan jumlah daun, ILD, dan BK akar jagung dibandingkan dengan perlakuan B₂. Perlakuan A₂, menyebabkan ILD,..dst