dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ruminansia, Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor, dari akhir bulan Oktober 1991 sampai dengan pertengahan bulan Mei 1992.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga kualitas/ kecernaan nutrisi hijauan melalui sifat daya apungnya, dengan menggunakan koefisien cerna yang diperoleh melalui metode in vitro dan in situ sebagai pembanding/standar.
Pada penelitian ini digunakan dua ekor kerbau betina dewasa lokal berfistula rumen dengan berat sekitar 200 kg. Ternak tersebut digunakan sebagai sumber cairan rumen, tempat menginkubasi kantong, serta sebagai sumber digesta rumen.
Jenis hijauan makanan ternak yang diamati adalah rumput gajah, jerami padi, dan berbagai jenis legum pohon. Ternak yang akan diambil digesta rumennya diberi ransum berupa rumput gajah ad lib atau jerami padi ad lib dan konsentrat komersil 1 kg per hari; serta diberi suplemen- tasi dari hijauan legum, berupa daun dan batang muda yang masih segar sebanyak 25 persen dari total ransum yang diberikan. Periode pendahuluan untuk tiap macam hijauan yang diberikan pada ternak adalah tujuh hari sebelum dilakukan pengambilan digesta rumen.
Peubah yang diamati adalah: (1) sifat daya apung hijauan, (2) koefisien cerna in vitro dan (3) in situ, serta (4) kecepatan penyerapan air. menggunakan regresi linier dan kuadratik. Data dianalisis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara daya apung hijauan giling dalam saliva buatan dengan koefisien cerna bahan kering in vitro sangat nyata kuadratik, sedangkan hubungan antara daya apung hijauan dalam larutan saline dengan koefisien cerna in vitro tidak nyata linier. Hubungan antara daya apung hijauan dengan koefisien cerna in situ tidak nyata linier. Sifat daya apung hijauan giling dalam saliva buatan dapat untuk menduga kualitas nutrisinya, dimana semakin besar daya apung hijauan sampai batas tertentu akan menurunkan koefisien cerna in vitro. | id |