dc.description.abstract | Laju pertumbuhan produksi Industri Kecil dan Menengah dari tahun 2006 ke tahun 2007 menunjukkan komoditas sutera alam memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan komoditas lainnya yaitu sebesar 8,9 persen. Permintaan pasar akan produk sutera alam, khususnya kain sutera relatif tidak terpengaruh oleh perubahan situasi ekonomi karena mengandalkan konsumen kelas masyarakat menengah dan atas. Penggunaan kain sutera tidak terbatas untuk kebutuhan sandang tetapi telah meluas untuk kebutuhan tekstil non-sandang seperti dekorasi dan interior hotel-hotel, gedung perkantoran dan lain-lain. Ekspor yang berkembang positif dan potensi pasar dunia yang cukup besar merupakan peluang dalam peningkatan produktivitas sutera alam. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi sutera alam adalah CV Batu Gede yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Produk yang diproduksi dan dijual oleh CV Batu Gede adalah produk kain sutera jenis dobby (putih polos) dan tenun warna. Adanya peluang pasar yang potensial, permintaan yang tinggi dan fluktuasi penjualan menyebabkan perusahaan perlu melakukan produksi yang optimal untuk memaksimalkan keuntungan. Dalam memproduksi kain sutera yang optimal, perusahaan pun harus efektif dan efisien pada penggunaan input-input produksi yang dimilikinya yaitu bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja langsung (TKL) serta Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Selain itu, perusahaan dihadapkan pada keadaan lingkungan yang berubah. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentu saja dapat mempengaruhi optimalisasi produksi kain sutera di CV Batu Gede. Oleh karena itu perlu diketahui dan dianalisis sejauh mana perusahaan dapat mencapai produksi yang optimal sehingga dapat memaksimumkan keuntungan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan: menganalisis kombinasi produksi kain sutera yang tepat bagi CV Batu Gede agar mencapai kondisi optimal yang dapat memaksimalkan keuntungan, mengkaji alokasi sumberdaya yang dimiliki CV Batu Gede sebagai kendala produksi untuk mencapai kondisi optimal, dan menganalisis solusi terbaik jika terjadi perubahan, dalam hal ini peningkatan harga benang sutera dan pengurangan jumlah tenaga kerja langsung dalam perumusan program linier. Penelitian dilaksanakan di CV Batu Gede yang berlokasi di Batu Gede, Ciapus, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor pada bulan Agustus – Oktober 2008.Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode pengolahan menggunakan software LINDO (Linear Interactive of Discrete Optimizer) dengan model Linear Programming. Hasil pengolahan data akan dianalisis dengan menggunakan beberapa metode analisis yaitu analisis primal, dual, sensitivitas dan post optimal. Langkah-langkah formulasi model program linier diawali dengan menentukan variabel keputusan, kemudian menentukan fungsi tujuan dan kendala. Variabel keputusan menunjukkan jumlah produksi setiap jenis produk yang dihasilkan (dobby dan warna). Model program linier diperoleh 24 variabel keputusan periode (12 bulan) produksi yaitu periode September 2007 sampai dengan Agustus 2008. Variabel keputusan disimbolkan dengan Xij (i menunjukkan jenis produk dan j menunjukkan periode bulan produksi). Fungsi tujuan pada penelitian ini adalah maksimisasi keuntungan. Fungsi kendala ditentukan dari kendala-kendala yang dihadapi CV Batu Gede untuk mencapai produksi yang optimal antara lain : kendala ketersediaan bahan baku (benang pakan dan lungsi), ketersediaan bahan pembantu (soda as dan zat pewarna), ketersediaan jam kerja TKL, ketersediaan jam kerja ATBM dan permintaan pasar. Berdasarkan hasil analisis primal, secara keseluruhan nilai produksi aktual perusahaan masih lebih rendah dibandingkan nilai produksi optimalnya. Hasil optimalisasi menyarankan perusahaan dapat meningkatkan produksi kain tenun sutera jenis dobby untuk memperoleh keuntungan tambahan. Total keuntungan aktual yang diperoleh perusahaan dalam memproduksi kain tenun sutera jenis dobby dan tenun warna selama periode yang dianalisis adalah sebesar Rp 82.862.122,62 sedangkan berdasarkan hasil analisis optimalisasi keuntungan yang dapat dicapai pada kondisi optimal adalah sebesar Rp 85.057.260,00. Hal ini berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan tambahan sebesar Rp 2.195.137,38 apabila dapat berproduksi pada kondisi optimal. Berdasarkan hasil analisis dual, penggunaan sumberdaya pada CV Batu Gede belum efisien dilihat dari adanya perbedaan penggunaan sumberdaya antara kondisi aktual dan optimal. Sumberdaya yang berstatus berlebih pada perusahaan adalah bahan baku (benang pakan dan lungsi) dan bahan pembantu (soda as dan zat pewarna. Sedangkan sumberdaya yang berstatus langka adalah jam kerja TKL dan jam kerja ATBM. Permintaan pasar pada perusahaan digunakan sebagai pembatas produksi. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa secara keseluruhan nilai selang kepekaan tersempit terdapat pada jenis produk kain tenun sutera warna sehingga perusahaan dapat lebih fokus melakukan perubahan keuntungan dari produk kain tenun sutera dobby agar tetap berada dalam kondisi yang optimal. Analisis sensitivitas nilai sebelah kanan kendala menunjukkan bahwa kendala yang memiliki nilai batas perubahan kenaikan dan penurunan dalam ketersediaannya adalah permintaan pasar kain sutera jenis dobby. Sehingga kendala tersebut berstatus kendala pembatas. Sedangkan kendala bahan baku, bahan pembantu, jam kerja ATBM dan TKL berstatus kendala bukan pembatas karena pada nilai batas kenaikan perubahan ketersediaannya mencapai tidak terhingga (infinity) dimana berapapun jumlah perubahan kenaikan ketersediaannya yang terjadi tidak akan mempengaruhi solusi optimal. Berdasarkan perubahan yang dilakukan untuk menguji solusi optimal awal dengan menggunakan tiga skenario, optimalisasi produksi kain sutera pada CV Batu Gede lebih peka berubah terhadap perubahan yang terjadi akibat adanya kenaikan biaya bahan baku benang sutera. Saran yang dapat direkomendasikan yaitu perusahaan diharapkan lebih fokus produksi kain sutera dobby, menggunakan kelebihan ketersediaan sumberdaya yang ada dengan cara melakukan perencanaan produksi berdasarkan hasil optimalisasi yang telah dilakukan dan penambahan TKL dan ATBM akan lebih memaksimalkan keuntungan yang dapat diterima perusahaan. | id |