| dc.description.abstract | Usaha Mikro Kecil dan Mengengah (UMKM) khususnya yang bergerak di sektor agribisnis berperan dalam menyokong perokonian negara, hal ini dilihat dari kontribusinya terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja. UMKM pada kenyataannya masih memiliki keterbatasan modal, hal ini dapat dipecahkan dengan bantuan pembiayaan dari lembaga keuangan. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah dalam bentuk non bank merupakan alternatif solusinya. Permasalahan yang sering muncul dari penyaluran pembiayaan adalah adanya kasus penunggakan pengembalian pembiayaan yang dapat mengganggu likuiditas dan profitabilitas lembaga keuangan. Salah satu BMT yang berprestasi di kota Bogor adalah Koperasi BMT Wihdatul Ummah (KBMT WU) dengan persentase nilai tunggakan beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Prestasi ini tentu harus dipertahankan dan ditingkatkan hingga masalah tersebut bisa dihilangkan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyaluran pembiayaan dan perbandingan karakteristik debitur berdasarkan tingkat pengembalian pembiayaan serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian pembiayaan oleh UMKM agribisnis pada KBMT WU. Penelitian ini dilakukan pada debitur UMKM agribisnis pada KBMT Wihdatul Ummah, Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari – April 2009 dengan menggunakan sampel purposive sebanyak 30 debitur. Semua faktor yang diduga berpengaruh dengan tingkat pengembalian pembiayaan dianalisis dengan menggunakan analisis Deskriptif dan Regresi Logistik. Sebagai variabel respon dalam analisis tersebut yaitu tingkat pengembalian pembiayaan (Y) dimana Y=1 jika lancar dan Y=0 jika tidak lancar. Variabel-variabel prediktornya yaitu karakteristik personal terdiri atas tingkat pendidikan, karakteristik usaha terdiri atas omzet usaha dan pengalaman usaha, karakteristik pembiayaan terdiri atas jumlah pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, frekuensi pembiayaan, pola penagihan dan penggunaan pembiayaan. Penyaluran pembiayaan pada KBMT WU jumlahnya terus mengalami peningkatan yang diiringi dengan tingkat kesehatan lembaga yang semakin baik. Keberhasilan tersebut didukung oleh pengelolaaan penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh KBMT WU. Tindakan dalam pengelolaan tersebut diantaranya dengan menetapkan kebijakan penyaluran pembiayaan dan pengelolaan pembiayaan bermasalah. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, karakteristik debitur UMKM agribisnis yaitu (1) Sebagian besar debitur yang lancar dalam pengembalian pembiayaan memiliki tingkat pendidikan SD hingga SMP, omzet usaha > 8,3 juta hingga 83,3 juta, lama usaha 11 hingga 20 tahun, jumlah pembiayaan yang diperoleh antara 1 juta hingga 5 juta, jangka waktu pembiayaan 150 hingga 300 3 hari. Sebagian besar frekuensi pembiayaan lebih dari lima kali, pola penagihannya langsung, dan pembiayaan digunakan untuk kegiatan produktif. (2) Debitur yang tidak lancar dalam mengembalikan pembiayaan tingkat pendidikannya hampir merata pada semua tingkat pendidikan kecuali Perguruan Tinggi, sebagian besar memiliki omzet usaha ≤ 8,3 juta dan lama usaha satu hingga 10 tahun. Jumlah pembiayaan yang diperoleh antara 1 juta hingga 5 juta, jangka waktu pembiayaan < 150 hari. Sebagian besar frekuensi pembiayaan lebih dari lima kali, pola penagihannya langsung, dan pembiayaan digunakan untuk kegiatan produktif. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian pembiayaan adalah tingkat pendidikan dan pengalaman usaha. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengalaman usaha debitur maka semakin besar pula peluang pengembalian pembiayaan secara lancar. Pihak KBMT WU diharapkan lebih berhati-hati dalam memberikan pembiayaan kepada UMKM agribisnis khususnnya terkait dengan tingkat pendidikan dan pengalaman usaha calon debitur. Tindakan ini memberikan pengertian bukan berarti menolak pembiayaan pada nasabah dengan tingkat pendidikan dan pengalaman usaha yang rendah, namun dengan melakukan beberapa langkah positif diantaranya dengan meningkatkan pembinaan usaha dan monitoring prestasi pembiayaan kepada nasabah tersebut. | id |