dc.description.abstract | Peningkatan produksi pertanian tidak terlepas dari sistem irigasi yang baik. Irigasi merupakan sistem yang antara lain terdiri dari saluran utama dan saluran distribusi, bangunan pembagi, metode aplikasi di lahan dan juga saluran drainase.
Saluran irigasi merupakan bagian terpenting yang mempengaruhi ketersediaan air di petak-petak, karena itu salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam perancangannya adalah debit air yang akan dialirkan. Perancangan saluran irigasi sebagai saluran terbuka, biasanya menggunakan persamaan Manning-Strickler untuk menentukan debit alirannya. Persamaan tersebut disajikan sebagai berikut :
Q = A km R2/3 S1/2
dimana :
Q = debit (m³/detik)
A = luas penampang basah saluran (m2)
km = koefisien kehalusan Strickler (m1/3/detik)
R
S
= jari-jari hidrolik saluran (m2) = kemiringan dasar saluran
Kelemahan utama persamaan ini adalah selalu berubahnya nilai km, dimana nilai ini menurun dari waktu ke waktu dan meningkat sesaat setelah dilakukan pembersihan.
Nilai km yang besar, yang dihasilkan setelah saluran dibersihkan biasanya didapat pada saat debit yang dialirkan mencapai puncaknya. Ini terjadi pada awal musim tanam, dan berangsur-angsur menurun hingga musim tanam berikutnya. Penentuan nilai km pada kondisi aktual sangat membantu agar mendapatkan rancangan saluran yang efektif. | id |