Show simple item record

dc.contributor.advisorParakkasi, Aminuddin
dc.contributor.advisorJachja F.A., Jajat
dc.contributor.authorKeyartono, Andreas Djajeng
dc.date.accessioned2024-02-26T03:05:39Z
dc.date.available2024-02-26T03:05:39Z
dc.date.issued1990
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139895
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ting- kat pemberian ampas sagu Metroxylon sp. terhadap efisiensi penggunaan ransum kambing kacang. Hal ini dilakukan karena melihat peluang ampas sagu sebagai limbah pabrik pengolahan sagu cukup berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai makan ternak, disamping itu juga pengamatan yang dilakukan terdahulu (misalnya Syahriani, 1989 -in vitro) memperlihatkan kemung- kinan ampas sagu untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan ma- kanan dalam penyusunan ransum ternak untuk sumber energi. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bo- gor. Dimulai dari bulan Desember 1988 sampai bulan Febru- ari 1989, yang dilaksanakan dalam 5 periode dimana tiap pe- riode lamanya 17 hari dengan perincian : 7 hari masa penda- huluan; 3 hari pengukuran konsumsi; 3 hari pengumpulan feses dan urine; 3 hari pengukuran bobot badan dan 1 hari pengam- bilan contoh cairan rumen. Ternak yang dipergunakan adalah lima ekor kambing kacang betina yang berumur sekitar 10 bu- lan dengan bobot badan rata-rata 10.40 ± 1.46 kg yang masing- masing di tempatkan pada kandang metabolisme individual. Ransum disusun isoenergi dan isoprotein berturut-turut ada- lah 75 persen TDN dan 13 persen protein. Bahan makanan yang digunakan dalam ransum adalah jagung kuning, dedak halus, tepung darah, rumput lapangan, tepung kerang, cattle mix dan ampas sagu; dimana tingkat pemberian ampas sagu dalam ransum berturut-turut adalah O persen (R₁), 10 persen (R₂), 20 per- sen (R), 30 persen (R), 40 persen (R5). Rancangan perco- baan yang digunakan adalah rancangan Bujur Sangkar Latin 5x5. Parameter yang diukur terdiri dari: konsumsi BK dan BO; kecernaan BK dan BO; pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan ransum. Hasil pengamatan dengan tingkat pemberian ampas sagu da- lam ransum sebanyak: 0 persen, 10 persen, 20 persen, 30 per- sen dan 40 persen menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi BK berturut-turut adalah 68.83; 72.91; 64.39; 45.43 dan 45.14 g/kg BB metabolis/hari, jika dalam persentase bobot badan adalah 3.64; 3.84; 3.48; 2.45 dan 2.42 persen bobot badan/ hari. Rata-rata konsumsi BO berturut-turut adalah 64.50; 68.39; 59.57; 41.61 dan 41.94. g/kg BB metabolis/hari…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPengaruh tingkat pemberian ampas sagu Metroxylon sp. terhadap efisiensi penggunaan ransum kambing kacangid
dc.titlePengaruh tingkat pemberian ampas sagu Metroxylon sp. terhadap efisiensi penggunaan ransum kambing kacangid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record