Show simple item record

dc.contributor.advisorAsngari, Pang S.
dc.contributor.advisorKismono, M.Siti Sundari
dc.contributor.authorLutfinnur, Achmad
dc.date.accessioned2024-02-26T02:26:31Z
dc.date.available2024-02-26T02:26:31Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139875
dc.description.abstractKeadaan sosial pada masyarakat pedesaan yang beragam merupakan ciri yang umum. Keadaan yang beragam ini secara bertingkat disebut lapisan sosial. Jika pada masyarakat tersebut masuk suatu inovasi peternakan, maka ada kemungkinan proses penyebaran inovasi tersebut berjalan secara bertahap dari setiap tingkatan lapisan sosial. Karakteristik peternak yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, status ekonomi, jumlah pemilikan ternak ayam kampung, lama beternak dan keterdedahan media massa. Keenam karakteristik tersebut menjadi dasar pelapisan sosial peternak. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui hubungan antara pelapisan sosial peternak (berdasarkan tingkat umur, tingkat pendidikan, status ekonomi, jumlah pemilikan ternak ayam kampung, lama beternak dan keterdedahan media massa) dengan keterlibatannya dalam jaringan komunikasinya, dan (2) mengetahui hubungan antara keterlibatan peternak dalam jaringan komunikasinya dengan tingkat pengetahuannya mengenai informasi peternakan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 1996 dengan me- wawancarai 32 peternak ayam kampung (sebagai responden) di Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan umur, peternak dibagi menjadi dua kategori lapisan sosial (lapisan atas: ≥37 tahun dan lapisan bawah: <37 tahun). Berdasarkan lama beternak, peternak dibagi menjadi dua kategori lapisan sosial (lapisan atas: ≥2 tahun dan lapisan bawah : < 2 tahun). Berdasarkan keterdedahan media massa, peternak dibagi menjadi tiga kategori lapisan sosial (lapisan atas: 10 jam/minggu, lapisan menengah : 5-10 jam/minggu dan lapisan bawah: <5 jam/minggu). Berdasarkan tingkat pendidikan, peternak dibagi menjadi dua kategori lapisan sosial (lapisan atas lulus SLTP dan lapisan bawah tidak lulus SLTP). Berdasarkan jumlah pemilikan ternak ayam kampung, peternak dibagi menjadi tiga kategori lapisan sosial (lapisan atas 100 ekor, lapisan menengah: 50-100 ekor dan lapisan bawah: < 50 ekor). Berdasarkan status ekonomi, peternak dibagi menjadi tiga kategori lapisan sosial (lapisan atas: Rp 556.000,00/- kapita/tahun, lapisan menengah: Rp 347.500,00 556.000,00/kapita/tahun dan lapisan bawah: < Rp 347.500,00/kapita/tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 peternak yang menjadi responden, sekitar 71,9 persen adalah anggota jaringan komunikasi peternak dan 28.1 persen adalah isolat. Hasil perhitungan uji khi kuadrat menunjukkan bahwa karakteristik peternak yang secara nyata berpengaruh pada hubungan komunikasinya adalah tingkat pendidikan, jumlah pemilikan ternak ayam kampung dan status ekonomi. Rataan tingkat pengetahuan anggota jaringan komunikasi peternak (45.52) lebih tinggi daripada isolat (38.00). Hasil uji beda (uji-t) menunjukkan bahwa semakin aktif peternak dalam jaringan komunikasinya maka semakin tinggi tingkat pengetahuannya tentang informasi peternakan. Sosiogram peternak ayam kampung menunjukkan bahwa pola jaringan komunikasinya terpusat. Peternak yang menjadi sumber informasi adalah peternak yang memiliki profil yang lebih baik daripada komunitasnya. Profil tersebut antara lain tingkat pendidikan, jumlah ternak yang dimiliki dan status ekonomi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddcChickensid
dc.titleHubungan lapisan sosial peternak dengan keterlibatannya dalam jaringan komunikasi untuk pengembangan ayam kampung di desa pengasingan, Kecamatan Gunung Sindur kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordAnimal Husbandryid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record