Pengaruh suhu ruang kemasan terhadap ketahanan hidup udang windu tambak (Penaeus monodon Fab) selama penyimpanan
Abstract
Salah satu metode transportasi udang windu tambak (Penaeus monodon Fab) adalah dengan menggunakan media bukan air. Dalam metode ini udang hidup yang telah dibius dikemas dalam serbuk gergaji yang didinginkan. Pembiusan dilakukan dengan menggunakan suhu rendah yang diberikan secara bertahap.
Dalam penelitian ini dikaji suhu ruang kemasan selama penyimpanan udang windu tambak terbius dengan pendinginan bertahap yang mampu mempertahankan kelangsungan hidup udang dalam media serbuk gergaji. Hasil dari penelitian ini sangat berguna dalam transportasi udang windu tambak sistem kering karena akan diketahui salah satu faktor yang berpengaruh dalam sistem transportasi kering.
Bahan penelitian yang digunakan meliputi udang windu tambak hidup dengan ukuran 40 ekor perkg dan serbuk gergaji kering yang dilembabkan dengan air laut dengan perbandingan 1: 1.5 bersuhu 14°-15°C. Peralatan yang digunakan meliputi akuarium, bak fiberglass, aerator, filter air, pompa sirkulator, ember, termometer, salinometer, timer, dan kotak styrofoam berukuran 52 x 33.5 x 37 cm.
Penentuan suhu dan waktu pembiusan dengan pendinginan bertahap dilakukan dengan cara membius udang pada suhu 19°C, 17°C, dan 15°C dan lama pembiusan 10, 15, dan 20 menit. Hasilnya menunjukkan bahwa ketahanan hidup udang windu tambak dipengaruhi oleh suhu tetapi tidak oleh waktu pembiusan, Suhu dan waktu pembiusan terbaik adalah 15°C dan waktu pembiusan cukup dilakukan selama 10 menit.
Untuk mempelajari pengaruh suhu ruang kemasan, diamati pada udang windu tambak yang dibius pada suhu terbaik (15°C) dan lama waktu pembiusan 10 menit yang disimpan pada berbagai suhu (15°C, 17°C, dan 19°C). Hasilnya menunjukkan bahwa udang yang disimpan dalam ruang kemasan bersuhu 17°C mampu bertahan hingga 15 jam penyimpanan dengan kelulusan hidup sampai 91.67 persen.