Sistem penanganan pasca panen kubis (Brassica oleracea L. var. capitata L.) di sub terimnal agribisnis Sukabumi
Abstract
Sayuran merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting dan terus ditingkatkan produksinya dengan berbagai program intensifikasi pemerintah, baik bagi pemenuhan kebutuhan konsumsi di dalam negeri maupun ekspor. Salah satu jenis sayuran yang termasuk memiliki produksi yang cukup tinggi di Indonesia adalah kubis atau sering disebut dengan nama kol.
Seiring dengan peningkatan produksi dan mengingat komoditas hortikultura khususnya sayuran, umumnya bersifat mudah rusak (perishable), sehingga menyebabkan susut baik susut kuantitas maupun susut mutu meningkat. Tingkat susut pasca panen sayuran tercatat masih cukup tinggi berkisar 20 50% di negara berkembang (Kader, 1985), khusus di Indonesia sekitar 25-40% (Muchtadi, 1995). Untuk itu diperlukan teknologi penanganan pasca panen yang tepat untuk mengurangi susut serta mempertahankan mutu dan masa simpan sayuran.
Penanganan pasca panen meliputi panen, pengangkutan, penanganan di gudang yang terdiri dari pencucian/pembersihan, sortasi, pengkelasan (grading), pengemasan perlu ditangani secara profesional. Sehingga dengan cara penanganan yang benar dan tepat (profesional), usaha untuk mempertahankan mutu produk (kubis) dapat terealisasi.
Tujuan dari magang ini adalah mempelajari. membantu dan mengidentifikasi permasalah dalam penanganan pasca panen kubis di petani. Sub Terminal Agribisnis (STA) Sukabumi dan UD Cibodas Mandiri. Selain itu juga membantu dalam pemecahan masalah yang timbul selama magang.
Tempat dan waktu pelaksanaan magang dilakukan di STA Sukabumi selama 14 minggu dan di antara waktu tersebut dilakukan peninjauan di sentra produksi (petani kubis dan sayuran lain) di areal petani Goalpara Kecamatan Sukaraja Sukabumi. Kegiatan dilakukan juga di UD Cibodas Mandiri sebagai tempat pemasaran utama produk sayuran dari Koperasi MULIA selama 1 minggu. Keseluruhan waktu kegiatan magang kurang lebih selama 4 bulan (Februari Mei 1999). Metode yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan / pemantauan lapangan, wawancara, praktek kerja, diskusi dan studi literatur ilmiah.
Penanganan pasca panen kubis dimulai dari penanganan panen di sentra produksi (petani) dilanjutkan penanganan kubis di STA Sukabumi dalam hal ini yang menjadi pengelolanya adalah Koperasi MULIA. Penanganan akhir atas kubis dilakukan di UD Cibodas Mandiri.
Penanganan pasca panen kubis di sentra produksi (petani Goalpara) dimulai dari panen, pembersihan di lapang pengemasan dengan karung plastik dan pengangkutan kubis ke gudang. Persentase tingkat susut setelah dilakukan pembersihan, sortasi dan pengkelasan di sentra produksi sebesar 8.7%. Kuantitas rata-rata penjualan kubis yang dipasarkan selama empat bulan periode kegiatan pertama (Februari Mei 1999) sebesar 2,493 kg ke STA Sukabumi.
Kubis yang ditangani di STA Sukabumi (Koperasi MULIA) merupakan penanganan lanjutan dari petani/pasar. Penanganan itu adalah pembersihan, sortasi, pengkelasan, penyimpanan sementara dan pengemasan luar berupa keranjang plastik. Kuantitas susut yang terjadi setelah dilakukan pembersihan, sortasi dan pengkelasan sekitar 14.5%. Kuantitas rata-rata penjualan kubis atau pembelian UD Cibodas Mandiri dalam empat bulan 2,131 kg per bulan.
Penanganan pasca panen di UD Cibodas Mandiri pada hakikatnya merupakan penanganan lanjutan dari kegiatan di STA Sukabumi. Penanganan pasca panen yang dilakukan meliputi pembongkaran, pembersihan, sortasi dan pengkelasan berdasarkan berat dan warna serta pengemasan menggunakan plastik film polietilen.
