Pemanfaatan pompa pada sawah tadah hujan dan pengaruhnya terhadap pendapatan petani di kecamatan Kroya, kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Abstract
Masalah kebutuhan air bukanlah masalah baru dalam bidang pertanian dan memerlukan pengelolaan yang baik dan teratur agar air yang ada dapat digunakan secara optimal untuk tanaman tertentu. Sedangkan pengadaan persediaan air yang cukup merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan produksi pertanian. Keterbatasan penyediaan air dari jaringan irigasi yang ada dapat diatasi dengan usaha-usaha yang memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Salah satu cara untuk menambah persediaan air ini adalah dengan menggunakan pompa air. Penggunaan pompa ini dimaksudkan untuk menyediakan air bagi daerah-daerah yang tidak mungkin diairi secara gravitasi oleh jaringan irigasi yang ada.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh penerapan pompanisasi pada sawah tadah hujan terhadap pendapatan petani, mengetahui jenis komoditas tanaman palawija yang dapat meningkatkan pendapatan usahatani dengan adanya sistem irigasi pompa, dan untuk mengetahui besarnya biaya pengadaan dan operasional pompa air sebagai acuan petani untuk melihat peluang pengadaan pompa secara sendiri. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukaslamet, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Lahan pertanian di Kecamatan Kroya merupakan lahan sawah tadah hujan. Komoditas yang ditanam adalah padi dengan pola tanam padi-padi-bera. Penanaman padi pada musim tanam kedua mengandalkan curah hujan yang ada dan sisa cadangan air dari penanaman padi pada musim pertama sehingga produktivitasnya hanya 60-70% dibandingkan musim tanam pertama. Fasilitas pompa hanya digunakan pada saat musim kering dan komoditas yang ditanam adalah palawija. Fasilitas pompa yang digunakan ada 2 jenis yaitu pompa sentrifugal dengan kapasitas 10 1/det yang dapat mengairi lahan seluas 10 ha dan pompa turbin dengan kapasitas 15 1/det yang dapat mengairi lahan seluas 20 ha. Jenis palawija yang ditanam adalah semangka, cabe merah, ketimun, kacang panjang, dan jagung. Fasilitas pompa yang digunakan adalah bantuan pemerintah melalui Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) dimana petani dikenakan iuran air irigasi sebesar Rp 1.500,-/jam. Pendapatan usahatani dari masing-masing palawija yaitu semangka Rp 8.767.800,- /ha, cabe merah Rp 3.525.400,-/ha, ketimun Rp 1.621.700,-/ha, kacang panjang Rp 948.440,-/ha, dan jagung Rp 522.000,-/ha.
Biaya proyek investasi pompanisasi yang sebenarnya terdiri biaya tetap dan biaya tidak tetap setahun. Untuk pompa sentrifugal biaya tetap sebesar Rp 4.125.807,-/tahun dan untuk pompa turbin biaya tetap sebesar Rp 11.027.950,-/tahun. Biaya tidak tetap atau biaya operasional untuk masing-masing jenis pompa berbeda- beda untuk setiap jenis palawija. Bila petani ingin melakukan investasi sendiri maka biaya air irigasi untuk pompa sentrifugal untuk tanaman semangka adalah sebesar Rp 5.431,-/jam (Rp 151,-/m³), untuk cabe merah sebesar Rp 5.949,-/jam (Rp 165,-/m³), untuk ketimun sebesar Rp 7.701,-/jam (Rp 214,-/m³), untuk kacang panjang sebesar Rp 6.088,-/jam (Rp 169,-/m³), dan untuk jagung sebesar Rp 6.035,-/jam (Rp 168,- /m³). Untuk penggunaan pompa turbin maka biaya air irigasi untuk tanaman semangka adalah sebesar Rp 12.630,-/jam (Rp 238,-/m³), untuk cabe merah sebesar Rp 13.673,-/jam (Rp 253,-/m³), untuk ketimun sebesar Rp 17.181,-/jam (Rp 318,- /m³), untuk kacang panjang sebesar Rp 13.947,-/jam (Rp 258,-/m³), dan untuk jagung sebesar Rp 13.841,-/jam (Rp 256,-/m³). Oleh karena itu pendapatan usahatani dengan menggunakan pompa sentrifugal menjadi semangka Rp 7.970.462,-/ha; cabe merah Rp 2.419.615,-/ha; ketimun Rp 1.316.272,-/ha; kacang panjang Rp 411.825,-/ha; dan untuk tanaman jagung, petani merugi sebesar Rp 26.147,-/ha, sedangkan pendapatan usahatani dengan menggunakan pompa turbin menjadi semangka Rp 7.333.070,-/ha; cabe merah Rp 2.156.036,-/ha; ketimun Rp 948.072,-/ha; kacang panjang merugi sebesar Rp 99.302,-/ha; dan untuk tanaman jagung petani merugi sebesar Rp 544.990,-/ha.
Dilihat dari segi kelayakan investasi, tanaman yang layak dengan penggunaan pompa sentrifugal adalah semangka dan cabe merah, sedangkan untuk penggunaan pompa turbin adalah semangka.
Proyek pengadaan pompanisasi dengan penggunaan pompa berkapasitas debit yang besar dengan biaya investasi yang tinggi layak untuk dilaksanakan hanya untuk jenis tanaman palawija tertentu. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan pompa-pompa berukuran kecil dimana biaya investasinya relatif lebih kecil tetapi dapat memberikan keuntungan bagi petani.