Show simple item record

dc.contributor.advisorBudiastra, I Wayan
dc.contributor.authorWibawa, Nike Fitria
dc.date.accessioned2024-02-12T03:08:18Z
dc.date.available2024-02-12T03:08:18Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138148
dc.description.abstractAnggrek Vanda Douglas merupakan salah satu jenis bunga potong yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga/Tanaman Hias Dinas Pertanian Jakarta untuk bunga Anggrek Vanda Douglas mengalami kenaikan permintaan dari tahun 1998 sebesar 5.110.625 tangkai hingga 6.797.275 tangkai pada tahun 1999. Bunga potong anggrek termasuk komoditas hortikultura yang mudah rusak, sehingga mudah terjadi penurunan mutu bunga. Oleh karena itu untuk mendapatkan bunga potong anggrek dengan masa simpan yang lama serta mengurangi persentase kerusakan, perlu dilakukan tahapan penanganan pasca panen yang tepat dan hati-hati, pada saat pemetikan bunga, penyimpanan dan pengangkutan. Salah satu cara penyimpanan adalah dengan teknik atmosfer termodifikasi. Dengan teknik tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu kondisi optimum dari bunga potong anggrek sehingga dapat memperpanjang kesegaran bunga potong. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari teknik penyimpanan atmosfer termodifikasi untuk mempertahankan kesegaran bunga potong anggrek Vanda Douglas. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan laju respirasi bunga anggrek pada beberapa tingkat suhu penyimpanan, menentukan konsentrasi O2 dan CO₂ optimum dari udara dalam kemasan selama penyimpanan dengan sistem atmosfer termodifikasi dan menentukan jenis film kemasan yang sesuai untuk penyimpanan bunga potong anggrek Vanda Douglas. Penelitian di lakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, FATETA, IPB, pada bulan April - Agustus 2001. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu pengukuran laju respirasi bunga anggrek, penentuan konsentrasi gas O₂ dan CO₂ optimum dan pemilihan jenis film kemasan. Pengamatan dan pengujian dilakukan pada keadaan awal, kemudian setiap hari setelah masa penyimpanan berakhir. Pengamatan dan pengujian dihentikan apabila bunga sudah tidak layak konsumsi. Penyimpanan bunga anggrek pada suhu ruang (± 27 °C) menghasilkan laju respirasi (penurunan gas O2) sebesar 102.1 ml/kg jam dan laju respirasi (peningkatan CO2) sebesar 82.87 ml/kg jam. Nilai RQ yang diperoleh dari laju respirasi tersebut sebesar 0.81. Penyimpanan bunga anggrek pada suhu 10 °C menghasilkan laju respirasi (penurunan gas O₂) lebih kecil yaitu 6.27 ml/kg jam dan laju respirasi (peningkatan CO2) sebesar 5.54 ml/kg jam. Nilai RQ yang diperoleh dari laju respirasi tersebut sebesar 0.87. Penyimpanan bunga anggrek pada suhu 5 °C menghasilkan laju penurunan gas O₂ yang lebih kecil sebesar 4.33 ml/kg jam dan laju peningkatan CO2 sebesar 4.46 ml/kg jam. Nilai RQ yang diperoleh dari laju respirasi tersebut sebesar 1.03. Berdasarkan laju respirasi tersebut terlihat bahwa semakin rendah suhu penyimpanan semakin rendah laju respirasi. Perbedaan laju respirasi pada suhu 5 °C dan 10 °C tidak begitu besar, tetapi jika dibandingkan dengan suhu ruang perbedaannya nyata sekali. Bahan yang memiliki laju respirasi yang tinggi biasanya memiliki daya simpan yang pendek.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleMempelajari teknik penyimpanan atmosfer termodifikasi untuk mempertahankan kesegaran bunga potong Anggrek Vanda Douglasid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record