dc.description.abstract | Dewasa ini sektor pertanian semakin diupayakan untuk menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Oleh karena itu pemerintah beserta pihak swasta semakin giat mencari dan mengembangkan komoditi-komoditi pertanian yang dianggap memiliki potensi ekonomi (komersial) baik untuk pasar domestik maupun Internasional. Sehubungan dengan itu, banyak jenis bunga indah, baik bentuk dan warnanya, yang sengaja dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan manusia
Di dalam perdagangan florikultura dunia, bunga krisan (Chrysanthemum sp) merupakan salah satu bunga yang banyak diminati oleh beberapa negara Asia seperti Jepang, Singapura, dan Hongkong, serta Eropa seperti Jerman, Perancis, dan Inggris (Trubus, 2000). Sebagai tanaman komersial, bunga krisan memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis bunga lain, diantaranya dalam hal (1) daya tahannya yang panjang, dapat bertahan selama 2 minggu, (2) ragam warnanya yang banyak, antara lain merah, putih, ungu, kuning dan (3) varietasnya yang beragam, serta (4) nilai ekonominya yang relatif lebih tinggi bila dibanding dengan jenis bunga lain seperti mawar, melati dan sebagainya.
Tujuan dari penelitian ini adalah a. Mempelajari struktur biaya produksi pada usahatani bunga krisan pot, b. Menghitung nilai titik impas dengan menggunakan analisis biaya, c. Mengetahui kelayakan produksi krisan pot dengan metode Net Present Value (NPV). Internal Rate of Retum (IRR), dan Benefit Cost Ratio (B/C).
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungan dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi Suatu nilai pengorbanan yang dikeluarkan tidak untuk mencapai tujuan tertentu merupakan pemborosan (Soemarsono, 1984). Biaya produksi merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh seorang manajer dalam menjalankan fungsinya. Pengalokasian dan perhitungan biaya ditujukan untuk mengendalikan biaya dan menentukan kebijaksanaan selanjutnya (Riyanto, 1993). | id |