Show simple item record

dc.contributor.advisorRusli, Said
dc.contributor.authorPane, Mei Dame
dc.date.accessioned2024-02-07T06:18:54Z
dc.date.available2024-02-07T06:18:54Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137889
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor-faktor pendorong, penarik dan motivasi etnis Batak Toba melakukan migrasi ke DKI Jakarta, (2) mengetahui karakteristik migran etnis Batak Toba dan usaha pelumas dan tambal ban, (3) menelaah peranan hubungan kekerabatan etnis Batak Toba di DKI Jakarta. Penelitian dilakukan DKI Jakarta dengan membagi ke dalam lima wilayah yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan jumlah responden 50 orang. Faktor pendorong migrasi pada etnis Batak Toba adalah kondisi daerah asa! yang kurang mendukung untuk mendapatkan hamoraon (kekayaan). Faktor penarik melakukan migrasi adalah adanya kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik di DKI Jakarta, sedangkan motivasi melakukan migrasi adalah adanya harapan untuk mendapatkan misi budaya 3H (hamoraon/kekayaan, hagabeon/kesejahteraan, hasangapon/kewibawaan, kekuasaan, kehormatan). Alasan migran memilih usaha pelumas dan tambal adalah adanya kebebasan waktu/jam kerja menjalankan usaha, perolehan pendapatan yang lebih besar dibandingkan bekerja di sektor formal, dan tidak ada kesempatan memperoleh pekerjaan lain. Pada umumnya tingkat pendidikan migran adalah sudah menamatkan SMA. Karakteristik migran lain adalah usia migran saat pertama kali merantau sebaran terbesarnya adalah pada usia dewasa muda (15-34 tahun). Status perkawanian pada saat merantau adalah belum menikah, untuk keperluan modal pengembangan usaha migran lebih memilih memanfaatkan arisan sesama etnis dibandingkan jasa perbankan. Dalam hal permodalan usaha ini cenderung menggunakan modal yang cukup besar. Peranan hubungan kekerabatan dikalangan migran terlihat jelas dalam hal pemberian bantuan. Keberadaan famili yang lebih dulu bekerja pada usaha ini dapat dimanfaatkan sebagi pintu masuk untuk bekerja/berusaha pada pekerjaan yang sama. Di dalam kegiatan usaha prinsip marsisarian (saling memperhatikan) menjadi modal sosial bagi migran.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMigrasi etnis Batak Toba dan sektor informal di DKI Jakarta$bKasus : Migran etnis Batak Toba yang berusaha/bekerja pada usaha Pelumas dan Tambal Ban di DKI Jakartaid
dc.titleMigrasi etnis Batak Toba dan sektor informal di DKI Jakarta : Kasus : Migran etnis Batak Toba yang berusaha/bekerja pada usaha Pelumas dan Tambal Ban di DKI Jakartaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record